Tiba-tiba, suara tembakan kembali terdengar dari arah gereja dengan asap mulai mengepul. Suasana begitu kacau.
Biarawati berusia 45 tahun itu mengungkapkan, massa tidak tahu harus berlari ke mana karena posisi mereka terkepung.
"Kemudian tepat di depan saya, ada kepala yang meledak dengan darah menggenang," kata dia sembari mulai berkaca-kaca.
Sambil menahan tangis dalam video berdurasi dua menit, Suster Ann mengatakan dia berteriak meminta pertolongan.
Dengan bantuan sejumlah orang, tubuh demonstran itu hendak dievakuasi ke gereja ketika merek terkena gas air mata.
Suster Ann Roza mengaku, saat itu mereka merasa pusing, terbatuk-batuk, dan mata mereka begitu pedas.
Baca juga: Suster yang Berlutut di Depan Militer Myanmar Siap Mati demi Lindungi Demonstran
Dengan upaya luar biasa menerjang kepulan gas air mata, Suster Ann dan sejumlah orang berhasil membawa tubuh itu ke gereja.
Di dalam, mereka langsung disambut tangisan anak-anak. Suster Ann dibantu oleh sejumlah suster dan imam untuk merawat korban.
Sebelumnya, dia sudah menuai perhatian pada 28 Februari ketika sambil menangis, dia berlutut dan memohon agar aparat tak menembaki massa.
Saat itu, Suster Ann mengaku dia sudah siap jika pada hari itu, dia terkena tembak dan gugur.
Baca juga: Junta Militer Myanmar Coret Kelompok Pemberontak Rakhine dari Daftar Teroris
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.