Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Kedua dari Partai Aung San Suu Kyi Tewas dalam Tahanan Militer Myanmar

Kompas.com - 11/03/2021, 07:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Seorang pejabat dari partai pimpinan de facto Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi, telah meninggal dalam tahanan militer menurut sebuah kelompok pengawas pada Rabu (10/3/2021).

Kasus ini merupakan kematian kedua saat dalam penahanan pasukan junta minggu ini. Junta diduga mulai melakukan tindak kekerasan terhadap para pejabat pro-demokrasi dalam penahanan pasca kudeta.

Kematian tersebut telah menimbulkan keprihatinan tentang kondisi dan perlakuan yang diterima para tahanan dalam penahanan.

Sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, pasukan keamanan dengan cepat bergerak untuk membungkam perbedaan pendapat. Mereka menangkap pejabat pemerintah, pengunjuk rasa, jurnalis, pegawai negeri dan pekerja LSM, serta media independen yang tertindas.

Banyak orang telah diambil secara sewenang-wenang dalam penggerebekan malam hari.

Hingga kini keluarga mereka tidak tahu di mana orang yang mereka cintai, atau bagaimana kondisi mereka, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melansir CNN pada Rabu (10/3/2021).

Human Rights Watch mengatakan orang-orang yang “dihilangkan” secara paksa lebih mungkin menjadi sasaran penyiksaan atau penganiayaan, daripada orang lain yang ditangkap.

Anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Zaw Myat Lynn meninggal dalam tahanan pada Selasa (9/3/2021).

Sekutu Suu Kyi itu sebelumnya ditangkap di kota terbesar Yangon, menurut laporan Reuters, mengutip anggota parlemen yang digulingkan Ba Myo Thein.

Baca juga: Serukan Aung San Suu Kyi Dibebaskan, Dubes Myanmar untuk Inggris Dipulangkan

Asosiasi Bantuan Kelompok Pengawas untuk Tahanan Politik (AAPP) merilis pernyataan yang menyatakan "Zaw Myat Lynn, yang adalah kepala sebuah lembaga pendidikan, diumumkan meninggal hari ini karena cedera, yang disebabkan penyiksaan setelah penggerebekan malam hari yang sewenang-wenang."

Penyebab pasti kematian masih belum diketahui, tetapi AAPP menambahkan Zaw Myat Lynn menjadi sasaran pemukulan.

Sesaat sebelum penangkapannya, Zaw Myat Lynn mengunggah siaran langsung di Facebook. Dalam video itu berkata, "Saya ingin mendorong semua warga negara di seluruh negeri, untuk bersama kami melakukan protes siang dan malam selama 24 jam melawan kediktatoran."

Dia mendesak orang-orang untuk terus memerangi tentara, dengan mengatakan "kami akan mempertaruhkan hidup kami untuk mengalahkan mereka."

Hal itu menurutnya perlu dilakukan untuk menunjukkan kepada komunitas internasional termasuk PBB dan badan lainnya, bahwa warga Myanmar menginginkan demokrasi.

“kami menghargai demokrasi sebagai hal yang paling berharga dalam hidup kami," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com