Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit di Brasil Hampir Kolaps karena Covid-19, Saat Presidennya Minta Rakyat Berhenti Merengek

Kompas.com - 10/03/2021, 22:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BRASILIA, KOMPAS.com - Fasilitas kesehatan di hampir semua kota besar di Brasil mendekati kolaps karena terus tingginya kasus Covid-19, seperti dilaporkan lembaga Fiocruz.

Lembaga yang berbasis di Rio de Janeiro mengatakan lebih dari 80 persen tempat tidur di unit penanganan insentif (ICU) sudah terisi. Tingkat keterisian tempat tidur di RS sakit ini tersebar di 25 ibu kota dari 27 negara bagian di Brasil.

Selasa kemarin, angka kematian harian di negara itu tercatat 1.972 kasus, yang merupakan rekor terbaru.

Baca juga: Presiden Brasil Perintahkan Rakyatnya Berhenti Merengek di Saat Jumlah Kematian Capai 260.000

Sejak pandemi dimulai, total kasus kematian karena virus corona di Brasil mencapai 266.000 kasus dari 11 juta kasus positif.

Ini merupakan angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Brasil juga mencatat sebagai negara dengan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi tertinggi ketiga dunia.

Menurut Fiocruz, jumlah keterisian RS di 15 ibu kota negara bagian sudah lebih dari 90 persen dari kapasitas, termasuk Rio de Janeiro, Brasilia and São Paulo.

Sementara itu, di dua kota - Porto Alegre dan Campo Grande - tingkat keterisian di ICU sudah melebihi kapasitas.

Dalam laporan lembaga ini disebutkan peringatan bahwa angka-angka ini menunjukkan "kelebihan beban dan bahkan sistem kesehatan yang kebobolan".

"Para peneliti menekankan kebutuhan untuk memperluas dan memperkuat langkah-langkah yang melibatkan jarak sosial dan fisik, penggunaan masker, dan mencuci tangan," kata laporan tersebut.

Baca juga: Kasus Kematian Harian Covid-19 Terparah Brasil, Nyaris 2.000 Orang Meninggal dalam 24 Jam Terakhir

Pekan lalu, para ahli mengatakan kepada koran Valor Economic bahwa jumlah kematian akan tembus di angka 2.000 dalam sehari.

Mereka memperingatkan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari hal ini adalah jika pemerintah federal mengambil alih koordinasi nasional untuk melawan virus, merekomendasikan karantina wilayah, penggunaan masker dan program vaksin massal.

Sejauh ini, lebih dari delapan juta orang telah mendapatkan vaksin dosis pertama, angka ini setara dengan 4 persen dari total populasi.

Selasa kemarin, tercatat lebih dari 70.000 kasus baru, meningkat 38 persen dari pekan lalu, seperti diberikan media lokal. Peningkatan jumlah kasus baru ini dikaitkan dengan penyebaran varian virus yang sangat menular, diduga berasal dari kota Manaus di Amazon.

Baca juga: Kapasitas RS Kritis, Nakes Brasil Mohon Pemerintah Terapkan Lockdown Ketat

Kendati demikian, Presiden Jair Bolsonaro terus meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh virus tersebut.

Awal pekan ini, ia mengatakan kepada masyarakat untuk "berhenti merengek". Berbicara di sebuah acara, ia mengatakan: "Berapa lama kamu akan terus meratapi hal ini? Berapa lama lagi kamu akan tetap di rumah, dan menutup segalanya? Tidak ada yang tahan lagi. Kami menyesali kasus kematian itu, sekali lagi, tapi kita butuh solusi."

Sejumlah langkah karantina telah diambil oleh gubernur daerah, akan tetapi ditentang oleh Bolsonaro, dengan dalih dampak kerusakan ekonomi akan lebih buruk dari pada efek virus itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com