Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Duta Besar Myanmar untuk PBB Kesulitan Tanpa Dukungan Pusat

Kompas.com - 10/03/2021, 07:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Duta Besar Myanmar untuk PBB Kyaw Moe Tun mengungkapkan berbagai kesulitan yang dialaminya selama menjabat di PBB dalam masa kudeta.

Beberapa minggu setelah kudeta militer merebut kendali di Myanmar, Kyaw Moe Tun memberikan pernyataan pembangkangannya di sisi lain dunia.

Dia mengacungkan penghormatan tiga jari di hadapan Sidang Umum PBB di New York seperti para pengunjuk rasa di tanah airnya.

Secara tegas dia menyerukan agar anggota organisasi dunia itu "menggunakan segala cara yang diperlukan" guna memulihkan demokrasi di negaranya.

Aksinya ditanggapi rezim militer Myanmar dengan pemecatan, tetapi dia menolak untuk meninggalkan jabatannya di PBB.

Saat ini, Kyaw Moe Tun tetap bekerja "sendirian" secara efektif di PBB mewakili negaranya. Dia mengaku tidak dapat menghubungi para pemimpin pemerintah sipil yang ditahan.

Namun, dia dan diplomat pro-demokrasi lainnya bertekad tetap menyorot masalah di Myanmar. Apalagi kini pengunjuk rasa pro-demokrasi menghadapi tindakan keras yang memicu pertumpahan darah di kampung halaman.

Kyaw Moe Tun mengatakan sebagai perwakilan Myanmar di PBB tugasnya sekarang adalah menyuarakan kehendak rakyat Myanmar dan mendukung pemerintahan demokratis yang mereka pilih tahun lalu.

Artinya jelas, posisinya adalah ikut memprotes kudeta junta militer yang kini merebut kekuasaan di negaranya.

Baginya, kondisi saat ini sangat berbeda dengan situasi pada protes pro-demokrasi 1988. Kyaw Moe Tun mengaku ketika itu sebagai mahasiswa, dia tidak ikut serta dalam protes.

"Saya selalu mendengarkan orang tua saya, dan mereka ingin saya tinggal di rumah," katanya kepada CNN seperti dilansir Rabu (10/3/2021).

Sekarang orang tuanya sudah lanjut usia dan masih tinggal di Myanmar. Kyaw Moe Tun juga tidak dapat menghubungi mereka sejak pidatonya pada 26 Februari lalu.

Tetapi melalui saluran lain, dia mengetahui bahwa mereka mendukungnya.

Baca juga: Kerajaan Bisnis yang Danai Kudeta Militer Myanmar

Kondisi setelah kudeta

Menurut Kyaw Moe Tun dalam periode ini, Myanmar memiliki tiga "pilar" sebagai sarana untuk melawan kudeta militer dan rezim militer.

Pertama, para pengunjuk rasa, yang berada di jalanan dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan pasukan keamanan. Kedua gerakan pembangkangan sipil (CDM).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com