Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Etnis Uighur Kembali Buka Suara, Tuntut Keadilan untuk Saudaranya

Kompas.com - 10/03/2021, 09:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang wanita keturunan Uighur mengungkapkan kekhawatiran atas kondisi Ekpar Asat, saudaranya yang hilang sejak 5 tahun lalu.

Rayhan Asat menggunakan platform media sosial baru Clubhouse, untuk membuka diskusi tentang apa yang mungkin menimpa saudaranya di kamp-kamp pengasingan Xinjiang China.

Sudah hampir lima tahun lalu, Ekpar Asat menghilang. Kabar darinya sudah tidak terdengar sejak kembali ke China usai berpartisipasi dalam program bergengsi dari Departemen Luar Negeri China di Amerika Serikat (AS) pada 2016.

Ekpar sempat berjanji akan kembali ke AS untuk wisuda saudara perempuannya dari Harvard pada Mei tahun itu. Tapi tepat sebelum lulus, keluarganya membatalkan perjalanan mereka.

"Ketika saya mencoba menghubungi saudara saya dan bertanya: Apa yang terjadi? Anda berjanji untuk datang ke sini, bukankah Anda mendorong saya untuk memprioritaskan pendidikan saya dan Anda akan kembali dalam dua bulan. Tapi dia tidak dapat dihubungi. . Dia tidak bisa ditemukan," kenang Rayhan.

Rayhan mengatakan saudara laki-lakinya adalah seorang pengusaha sukses dan dermawan. Pemerintah China bahkan sempat memuji saudaranya sebagai jembatan penghubung dan penggerak positif.

Baca juga: Tanggapi Tantangan Soal Uighur, China Ajukan Syarat jika PBB Ingin Masuk ke Xinjiang

Diduga ditahan

Wanita lulusan Harvard itu mengatakan baru-baru ini mengetahui, saudaranya ditahan di apa yang dia gambarkan sebagai kamp konsentrasi sampai 2019. Lalu sekarang, Ekpar ditahan di sel isolasi.

Rayhan yang kini tinggal di AS, yakin saudaranya menjadi salah satu dari setidaknya 2 juta orang di kamp-kamp pengasingan Xinjiang, tempat China menahan kelompok Uighur dan minoritas etnis dan agama lainnya.

Keyakinan ini muncul setelah anggota parlemen AS mengatakan saudara laki-lakinya dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Ekpar dituduh menghasut kebencian dan diskriminasi etnis.

Namun, Rayhan mengaku belum melihat dokumentasi untuk menguatkan dugaan atas saudaranya itu. "Bertahun-tahun telah berlalu dan saya masih mencari jawaban," katanya kepada CNN.

Rayhan mengatakan Ekpar baru-baru ini terlihat dalam sebuah video. Mengaku tidak melihat video secara langsung, Rayhan mengatakan gambar saudaranya sangat mengejutkan.

Ekpar digambarkannya sebagai orang yang benar-benar tidak dapat dikenali.

"Dia kehilangan sebagian besar berat badannya. Dia tampak seperti tulang dengan wajah manusia. Itu benar-benar mengejutkan," ungkapnya.

CNN belum memverifikasi video tersebut.

Baca juga: Belanda Keluarkan Mosi Muslim Uighur Alami Genosida di China

Masih diselidiki

CNN  telah menghubungi Kedutaan Besar China di Washington DC dan pemerintah China untuk memberikan komentar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com