AMSTERDAM, KOMPAS.com - Parlemen Belanda pada Kamis (25/2/2021) mengeluarkan mosi tidak mengikat yang menyebutkan perlakuan China terhadap minoritas Muslim Uighur adalah genosida.
Sejumlah aktivis dan pakar HAM PBB menyebutkan setidaknya 1 juta Muslim ditahan di kamp-kamp terpencil wilayah barat Xinjiang, seperti yang dilansir dari CNN pada Jumat (26/2/2021).
Para aktivis dan beberapa politikus Barat menuduh China menggunakan kekerasan, kerja paksa, dan sterilisasi.
Baca juga: Parlemen Kanada Sepakat Nyatakan China Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur
Sementara China membantah ada pelanggaran HAM di Xinjiang dan mengatakan kamp di sana difungsikan untuk pemberian latihan vokasi dan melawan ekstremis.
"Genosida minoritas Uighur berlangsung di China," disebutkan dalam mosi Belanda, yang secara tidak langsung menyerukan pemerintah China yang bertanggungjawab.
Kedutaan besar China di Den Haag mengatakan pada Kamis (25/2/2021) bahwa setiap tuduhan genosida di Xinjiang adalah "kebohongan" dan parlemen Belanda "dengan sengaja mencoreng dan ikut campur dalam urusan internal China".
Baca juga: Menlu China: Perlakuan pada Minoritas Uighur di Xinjiang “Contoh Cemerlang” Penegakan HAM
Kanada mengeluarkan resolusi yang tidak mengikat yang memberi label perlakuan China terhadap genosida Uighur, pada awal pekan ini.
Mosi Belanda mengatakan bahwa tindakan pemerintah China, seperti "tindakan yang mengarah untuk mencegah kelahiran" dan "memiliki kamp hukuman", berada di bawah Resolusi PBB 260, umumnya dikenal sebagai konvensi genosida.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dari Partai VVD konservatif menentang resolusi tersebut.
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan pemerintah belum akan secara resmi menggunakan istilah genosida, karena situasinya belum diumumkan oleh PBB atau pengadilan internasional.
"Situasi Uighur sangat mengkhawatirkan," ungkap Blok kepada wartawan setelah mosinya disahkan.
Ia kemudian berharap dapat bekerja sama dengan negara lainnya atas masalah minoritas etnis Uighur di China.
Penulis mosi dan anggota parlemen Belanda, Sjoerd Sjoerdsma dari Partai Demokrat 66 kiri-tengah telah secara terpisah mengusulkan melobi International Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing.
Baca juga: China Blokir BBC karena Tayangkan Penyiksaan Uighur di Xinjiang
"Mengakui kekejaman yang terjadi terhadap Uighur di China dalam tindakan yang disebut genosida, mencegah dunia dari melihat sisi lain dan memaksa kami dalam bertindak," ujar Sjoerdsma kepada Reuters melalui email sebagai balasan pertanyaan.
Dalam pernyataan di situs Kedutaan Besar China di Den Haag, menyebutkan bahwa populasi Uighur di Xinjiang telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, menikmati standar hidup yang lebih tinggi dan harapan hidup yang lebih lama.
"Bagaimana Anda bisa menyebut ini genosida?" demikian disebutkan dalam situs kedutaan tersebut.
"Masalah terkait Xinjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan dan upaya pemisahan diri," ujarnya.
Duta Besar China untuk PBB di Jenewa menuduh kekuatan Barat pada Rabu (24/2/2021) menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri negaranya.
Baca juga: AS Tuntut Penyelidikan Internasional Pemerkosaan Sistematis terhadap Etnis Minoritas Uighur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.