BEIJING, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengklaim perlakuan Beijing terhadap etnis minoritas di Xinjiang dan Tibet adalah "contoh cemerlang" dari kemajuan hak asasi manusia negaranya.
Hal itu disampaikan pada Senin (22/2/2021), tepat ketika negara-negara lain mempertimbangkan tindakan atas penindasannya terhadap Uighur.
Kelompok hak asasi manusia meyakini setidaknya satu juta orang Uighur dan sebagian besar minoritas Muslim lainnya dipenjara di kamp-kamp di wilayah barat laut Xinjiang.
Pemerintah China juga dituduh mensterilkan secara paksa wanita dan memberlakukan rezim kerja paksa mereka di sana.
Setelah awalnya menyangkal keberadaan kamp, Beijing kemudian berdalih tempat itu sebagai pusat pelatihan kejuruan. Tujuannya untuk mengurangi daya tarik ekstremisme Islam.
"Tempat-tempat yang dihuni oleh etnis minoritas, seperti Xinjiang dan Tibet, telah menjadi contoh cemerlang kemajuan hak asasi manusia China," kata Wang pada sebuah forum tentang hubungan Amerika Serikat (AS) dan China di Beijing.
Wang berpidato ketika politisi di negara-negara termasuk AS mengutuk penahanan minoritas China di Xinjiang. Beberapa jam sebelum dia dijadwalkan untuk berpidato di sesi Dewan Hak Asasi Manusia tahunan PBB.
Menlu China dijadwalkan berpidato di depan badan PBB tersebut melalui video link pada Senin (22/2/2021) melansir AFP.
Menurut seorang juru bicara kementerian luar negeri China, Wang disebut akan "berbagi filosofi, praktik dan pengalaman China dalam melindungi hak asasi manusia" dalam pidatonya di depan dewan PBB.
Baca juga: China Blokir BBC karena Tayangkan Penyiksaan Uighur di Xinjiang
Tetapi Departemen Luar Negeri AS mengatakan tindakan China di Xinjiang sama dengan genosida. Sementara Kanada mempertimbangkan deklarasi serupa.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan