Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Junta Militer Myanmar Perintahkan Tembaki Demonstran sampai Mati

Kompas.com - 10/03/2021, 09:34 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

CHAMPHAI, KOMPAS.com - Seorang polisi Myanmar yang melarikan diri ke India, mengungkapkan perintah junta militer untuk "menembak sampai mati" demonstran anti-kudeta militer di Khampat pada 27 Februari lalu.

Tha Peng, nama pendek dari polisi berpangkat kopral itu.

Pada Februari akhir, ia diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa dengan pistol mitraliur atau submachine gun, untuk membubarkan mereka di kota Khampat, Myanmar. Namun, ia menolak.

"Hari berikutnya, seorang petugas menelpon, bertanya pada saya, apakah saya akan menembak," ujar Tha Peng, seperti yang dilansir Reuters pada Rabu (10/3/2021).

Pria 27 tahun itu menolak lagi untuk menembak, dan kemudian ia mengundurkan diri dari pasukan.

Baca juga: Aksi Suster Ann Roza Lindungi Demonstran Myanmar: Tolong, Tembak Saya Saja

Tha Peng mengatakan, menurut aturan polisi, pengunjuk rasa harus dihentikan dengan peluru karet atau ditembak di bawah lutut. Reuters tidak dapat memverifikasi kebijakan polisi Myanmar itu.

Namun, Tha Peng diberi perintah oleh atasannya untuk "menembak sampai mereka (demonstran) mati," tambahnya.

Pada 1 Maret, dia meninggalkan rumah dan keluarganya di Khampat dan melakukan perjalanan 3 hari, hampir setiap malam dia menghindari deteksi, sebelum menyeberang ke Mizoram, negara bagian utara India.

"Saya tidak memiliki pilihan," ujar Tha Peng kepada Reuters dalam wawancara pada Selasa (9/3/2021), melalui translator.

Ia hanya memberitahukan sepenggal namanya kepada Reuters untuk melindungi identitasnya

Baca juga: Pengakuan Duta Besar Myanmar untuk PBB Kesulitan Tanpa Dukungan Pusat

Pihak Reuters melihat kartu identitas polisi dan kenegaraannya, yang menkonfirmasi namanya.

Tha Peng mengatakan dia dan 6 rekannya telah menolak perintah dari seorang atasan pada 27 Februari, yang ia tidak sebutkan namanya.

Kantor media tersebut tidak dapat memverifikasi secara independen akun para polisi yang berkumpul di dekat perbatasan Myanmar-India.

Deskripsi serupa diberikan kepada polisi di Mizoram pada 1 Maret oleh kopral polisi Myanmar lainnya dan tiga polisi yang menyeberang ke India, menurut dokumen internal polisi rahasia yang dilihat oleh Reuters.

Dokumen tersebut ditulis oleh petugas polisi Mizoram dan memberikan rincian biografi dari keempat orang tersebut dan penjelasan mengapa mereka melarikan diri.

Baca juga: Kerajaan Bisnis yang Danai Kudeta Militer Myanmar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com