Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sanksi AS kepada Arab Saudi dalam Kasus Pembunuhan Khashoggi

Kompas.com - 27/02/2021, 10:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) segera memberikan sanksi kepada Arab Saudi setelah dokumen intelijen kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi dirilis pada Jumat (26/2/2021), yang menunjukkan keterlibatan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Khashoggi, seorang penduduk AS yang menulis kolom opini untuk Washington Post mengkritik kebijakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Tak lama setelah itu ia ditemukan dibunuh dengan kondisi dimutilasi oleh tim operasi yang terkait dengan pangeran di konsulat kerajaan di Istanbul.

Baca juga: Ini Potongan 2 Bukti Putra Mahkota Arab Saudi Terlibat Pembunuhan Jamal Khashoggi

Dalam dokumen intelijen disebutkan bahwa penguasa de facto Arab Saudi mengetahui rencana itu dan ia adalah pihak yang menyetujuinya.

Berkali-kali pemerintah Arab Saudi telah berkelit tentang keterlibatan Pangeran Mahkota, dengan ikut mengatakan pembunuhan itu adalah kejahatan keji yang dilakukan oleh kelompok orang kurang ajar.

Dalam wawancara dengan televisi pada Jumat (26/2/2021), Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Raja Saudi Salman bahwa Arab Saudi harus menangani pelanggaran HAM sebagai prasyarat untuk berurusan dengan Amerika Serikat.

Melansir Reuters pada Sabtu (26/2/2021), Biden mencoba memberikan pesan jelas bahwa Amerika Serikat tidak dapat menerima pembunuhan terhadap lawan politik.

Sementara, ia tetap menjaga hubungan dengan pengeran Arab Saudi yang sering juga disebut MBS.

Baca juga: AS Akan Rilis Bukti Pangeran MBS Dalang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Arab Saudi, bagaimana pun, adalah salah negara top dunia penghasil minyak dalam beberapa dekade dan anggota aliansi penting AS dalam melawan Iran sebagai musuh bersama.

"(Saya) membuat ini jelas untuknya (Raja Salman) bahwa aturannya (kerja sama bilateral) sekarang berubah dan kami akan mengumumkan perubah detail pada hari ini dan Senin," ujar Biden dalam acara di jaringan berbahasa Spanyol, Univision.

AS mengambil langkah pada Jumat (26/2/2021) untuk menghukum Arab Saudi, yang disebut kebijakan "Larangan Khashoggi", di antaranya memberlakukan larangan visa kepada 76 orang Arab Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Sanksi lain juga diberikan kepada mantan wakil kepala Intelijen Umum Kepresidenan dan Pasukan Intervensi Cepat (RIF), yaitu dengan membekukan asetnya di AS dan secara umumnya melarang orang Amerika untuk bertransaksi dengan mereka.

Para pejabat AS juga mengatakan mereka sedang mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi, karena dinilai telah menimbulkan masalah HAM.

Baca juga: Laporan Intelijen AS Bisa Ungkap Siapa Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi

Selain itu, AS mempertimbangkan untuk membatasi penjualan di masa depan untuk senjata "defensif" ke Arab Saudi, karena menilai kembali hubungan dengan kerajaan dan perannya dalam perang Yaman.

"Kami menilai bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis Saudi Jamal Khashoggi," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam laporan 4 halaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com