Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Myanmar Ricuh, Pendukung Militer Serang Pedemo dengan Pisau

Kompas.com - 26/02/2021, 15:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

YANGON, KOMPAS.com - Tensi demo Myanmar makin tegang, usai para pendukung militer menyerang massa anti-kudeta dengan pisau.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis sore (25/2/2021) waktu setempat, saat unjuk rasa berubah menjadi bentrokan antara kedua kubu.

BBC mewartakan pengakuan saksi mata di lapangan, yakni beberapa massa pro-militer yang dipersenjatai dengan pisau, pentungan, pipa, dan ketapel untuk melempar batu.

Baca juga: Menlu dari Junta Militer Myanmar Berdiskusi dengan Thailand dan Indonesia

Sekitar 1.000 pendukung militer terjun ke jalanan di pusat kota, untuk melawan massa anti-kudeta Myanmar.

Ada sebuah insiden yaitu beberapa pria yang salah satunya membawa pisau besar, menyerang seorang pria di luar hotel pusat kota, menurut kantor berita Reuters.

Saat ini kondisi pria itu tidak diketahui.

Myanmar dilanda kerusuhan sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari.

Baca juga: Malaysia Deportasi Ribuan Warga Myanmar, Tak Pedulikan Perintah Pengadilan

Sejak itu demo Myanmar terjadi di seluruh negeri. Orang-orang menuntut agar negara yang beribukota di Naypyidaw itu kembali ke sistem demokrasi.

Demo anti-kudeta militer Myanmar membesar di Yangon, kota terbesar dan pusat bisnis, pada Kamis (25/2/2021).

Sampai sekarang setidaknya 3 pengunjuk rasa dan 1 polisi tewas, akibat kerusuhan di demo kudeta Myanmar.

Kudeta militer Myanmar membuat pemimpin de facto Aung San Suu Kyi ditahan dan pemerintahannya digulingkan.

Ia menjadi tahanan rumah dan didakwa atas kepemilikan walkie-talkie ilegal, serta melanggar UU Bencana Alam Myanmar.

Baca juga: Militer Myanmar Tuntut Aung San Suu Kyi atas Kepemilikan Walkie Talkie

Militer Myanmar merasa benar melakukan kudeta, karena menuduh ada kecurangan dalam pemilu November tahun lalu, yang dimenangkan partai Suu Kyi secara telak.

Sejak militer Myanmar merebut kekuasaan, mereka juga menangkapi demonstran, memerintahkan pemutusan internet, juga melarang penggunaan media sosial termasuk Facebook.

Namun demo Myanmar terus bergulir, meski militer sudah memperingatkan tak segan membuhuh pedemo.

Baca juga: Resmi, Militer Myanmar Dilarang Gunakan Facebook dan Instagram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com