Banyak orang bertanya, mengapa hal itu bisa terjadi? Castelblanco-Martínez menjawab, "Bayangkan ada sebuah kota berpenduduk 50 orang dan vasektomi dilakukan hanya pada 1 pria dan dalam 2 tahun 1 orang pria lainnya, jelas saja itu tidak akan mengontrol reproduksi seluruh penduduk."
Baca juga: Sinopsis Escobar: Paradise Lost, Ketika Cinta Dihadapkan dengan Kartel Narkoba
Perkiraan populasi kuda nil saja baru dilakukan para ilmuwan tahun lalu setelah seekor hewan mengejar dan melukai seorang petani miskin. Studi mereka dipublikasikan di jurnal Biological Conservation pada Januari.
Kajian lain dilakukan tahun lalu oleh beberapa peneliti dari University of California, San Diego, Amerika Serikat (AS).
Mereka menemukan bahwa para kuda nil itu telah mengubah kualitas air di mana mereka banyak menghabiskan waktu berendam dan membuang kotoran.
Menurut Castelblanco-Martinez dengan populasi kuda nil yang terus meningkat, mereka bisa mengancam hewan lain seperti lembu laut, mamalia air yang mirip dugong.
Pada 1980, Pablo Escobar telah memindahkan 3 kuda nil betina dan 1 kuda nil jantan ke propertinya yang seluas 2.225 hektar, Hacienda Napoles Park.
Baca juga: 5 Bos Kartel Narkoba Terkaya Sepanjang Sejarah, dari Pablo Escobar hingga Ochoa Bersaudara
Setelah dia tewas usai baku tembak dengan pihak berwenang pada 1993, kebanyakan hewan itu direlokasi dan ada juga yang mati.
Adapun kuda nil lain terlantar di properti Escobar karena persoalan biaya dan logistik yang berkaitan dengan pemindahan 3 ton hewan liar itu.
Kawanan kuda nil itu tumbuh dan berkembang biak pesat di wilayah subur yang terletak di antara Medellin dan ibu kota Kolombia, Bogota.
Mereka tinggal di daerah sekitar Rio Magdalena, Sungai Mississippinya Kolombia, menghabiskan sebagian besar hari mereka di danau dan saluran air.
Pada malam hari mereka berkeliaran di padang rumput yang tak berujung. Tidak seperti di Afrika, habitat asli mereka, mereka tidak memiliki predator alami di Kolombia.
Baca juga: Kekayaan Pablo Escobar, Raja Kokain dan Robin Hood Kolombia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.