Konsep guillotine sebenarnya tidak benar-benar baru, karena negara lain ada yang sudah mengadopsi cara kerja alatnya.
Setidaknya pada 1280-1650 pengadilan Inggris menggunakan alat yang disebut Halifax Gibbet untuk memenggal kepala penjahat. Bentuknya mirip guillotine, hanya saja berbeda karena memakai kapak, bukan pisau lurus.
Pengadilan di Edinburgh, Skotlandia, juga memakai alat serupa yang disebut Maiden sekitar 1560-1710.
Louis lalu mempresentasikan rancangannya ke Majelis Nasional pada Maret 1792, bulan yang sama ketika reformasi Guillotin menjadi hukum nasional.
Majelis Nasional pun tidak membuang waktu, guillotine langsung melakoni "debutnya" pada 25 April 1792. Alat itu terus dipakai sampai hampir 200 tahun kemudian.
Eksekusi terakhir guillotine terjadi pada 1977 ketika Perancis mengeksekusi seorang pria karena kasus penculikan dan pembunuhan mantan pacarnya.
Baca juga: [Cerita Dunia] Mikhail Gorbachev Mundur, Uni Soviet Runtuh
Beberapa rumor menyebutkan, Guillotin tewas di mata pisau alatnya sendiri, tetapi ternyata klaim itu salah orang.
Pengadilan Perancis memang mengeksekusi seorang dokter bernama Guillotin dengan guillotine sekitar pergantian abad ke-19, tetapi orang yang dipenggal bernama Dr JMV Guillotin dari Lyon, bukan Dr JI Guillotin dari Saintes.
Guillotin pencetus konsep guillotine mengembuskan napas terakhirnya di rumah pada 1814 di usia 75 tahun.
Guillotine tidak membunuh Guillotin, tetapi alat itu mencoreng citranya sebagai reformis hukuman mati.
Baca juga: [Cerita Dunia] 10 Tahun Arab Spring, Mengenang Mohamed Bouazizi
Dengan namanya yang melekat di alat itu, sulit bagi Guillotin untuk memperjuangkan berakhirnya hukuman mati.
Keluarganya lalu mengajukan petisi ke Pemerintah Perancis untuk secara resmi mengubah nama alat itu, tetapi permintaannya ditolak.
Hanya Jerman yang mengganti namanya, yaitu menjadi fallbeil atau kapak jatuh.
Akhirnya keluarga Guillotin yang mengalah, dengan mengubah namanya sendiri untuk lepas dari bayang-bayang alat sadis tersebut yang menjadi cerita dunia bersejarah.
Baca juga: [Cerita Dunia] Otto Warmbier dan Liburan ke Korut yang Berujung Maut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.