LONDON, KOMPAS.com – Sebanyak tiga jurnalis yang diduga bekerja sebagai mata-mata China diminta meninggalkan Inggris tahun lalu.
Kabar pengusiran ketiga jurnalis yang diduga sebagai mata-mata itu pertama kali diwartakan oleh Daily Telegraph.
Daily Telegraph melaporkan, mereka tiba di Inggris dengan visa jurnalis namun diyakini bekerja sebagai aparat intelijen China untuk Kementerian Keamanan Negara China.
Baca juga: Pasangan Ini Ubah Rumah Sewa Airbnb Jadi Rumah Sakit Darurat Anjing Laut di Inggris
Kantor Dalam Negeri Inggris yang mengurusi imigrasi, keamanan, dan hukum dan ketertiban menolak mengomentari laporan tersebut.
Dilansir dari BBC, Sabtu (6/2/2021), tidak jelas dari media mana ketiga jurnalis yang diusir dari Inggris tersebut.
Kedutaan Besar China di London telah dihubungi untuk memberikan komentar.
Baca juga: Remaja Nebeng di Ruang Roda Pesawat, Terbang dari Inggris ke Belanda
Pengungkapan itu muncul setelah Lembaga Pengatur Penyiaran Inggris (Ofcom) pada Kamis (4/2/2021) mencabut izin media pemerintah China, CGTN, untuk beroperasi di Inggris.
Ofcom mengatakan, pemegang lisensi CGTN, Star China Media Ltd, tidak melakukan kontrol terhadap media tersebut karena telah melanggar aturan.
Kendati demikian, keputusan itu tidak terkait dengan pemberitaan tentang ketiga jurnalis asal China tersebut.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pihaknya sangat menentang keputusan Ofcom.
Baca juga: Seekor Sapi Limosin Betina di Inggris Capai Harga Jual Termahal Rp 5 Miliar
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) merasa terganggu oleh laporan BBC yang merinci tuduhan pemerkosaan sistematis terhadap wanita etnik Uighur di kamp-kamp China.
"Kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus dihadapi dengan konsekuensi serius," kata seorang juru bicara.
Baca juga: Menlu AS Bahas Kesepakatan Nuklir Iran dengan Inggris, Perancis dan Jerman
Menteri Luar Negeri Junior Inggris Nigel Adams mengatakan kepada parlemen Inggris pada Kamis bahwa laporan tersebut menunjukkan tindakan kejahatan.
Menurut perkiraan, lebih dari satu juta orang Uighur dan minoritas lainnya telah ditahan di kamp-kamp di China.
Sebuah investigasi yang diterbitkan oleh BBC pada Rabu (3/2/2021) berisi kesaksian langsung adanya pemerkosaan, pelecehan seksual, dan penyiksaan terhadap tahanan wanita oleh polisi dan penjaga.
Baca juga: Inggris Siapkan Hotel dengan Anggaran Rp 1 Triliun untuk Karantina Covid-19 Para Pelancong
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.