Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27.000 Anak Militan ISIS Telantar di Kamp Suriah, PBB Desak Negara Lain Pulangkan

Kompas.com - 31/01/2021, 21:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

DAMASKUS, KOMPAS.com - PBB mendesak negara-negara untuk memulangkan 27.000 anak terlantar di kamp terbesar di timur laut Suriah, yang banyak di antara mereka adalah putra-putri dari militan ISIS, yang pernah menguasai sebagain besar wilayah Irak dan Suriah.

Kepala kontrateroris PBB Vladimir Voronkov mengatakan dalam pertemuan informal Dewan Keamanan PBB pada Jumat (29/1/2021) bahwa "situasi mengerikan anak-anak di (kamp) Al-Hol adalah salah satu masalah paling mendesak di dunia saat ini".

Ribuan anak-anak itu, dikatakanya "masih terlantar, ditinggal begitu saja", rentan dimaanfaatkan aparat ISIS", selain itu berisiko terpapar paham ekstremisme di dalam kamp".

Baca juga: Pasukan Keamanan Irak Klaim Bunuh Pentolan ISIS

Al-Hol adalah kamp terbesar untuk pengungsi di Suriah, yang saat ini menampung hampir 62.000 penduduk, menurut pejabat kemanusiaan PBB.

Sementara, ada juga sejumlah kamp lain di timur laut Suriah.

Lebih dari 80 persen wanita dan anak-anak, banyak yang melarikan ke sana setelah militan ISIS kehilangan kekuasaan pada 2019.

Voronkov mengatakan ada anak-anak dari 60 negara di kamp itu yang menjadi tanggung jawab negara anggotanya, bukan Suriah atau kelompok yang mengendalikan kamp, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Sabtru (30/1/2021). 

Baca juga: Jet Tempur Rusia Ratakan Persembunyian ISIS dengan 95 Serangan Udara

Militan Kurdi menjaga Al-Hol dan kamp lainnya, serta ribuan militan ISIS.

Voronkov mengatakan sejumlah negara, termasuk Rusia dan Kazakhstan yang mengadakan pertemuan virtual, "secara kolektif telah memulangkan hampir 1.000 anak dan anggota keluarga mereka".

Menurutnya, pengalaman para pengungsi "dan apa yang kami lihat sejauh ini adalah bahwa ketakutan akan risiko keamanan tidak berdasar".

Direktur eksekutif Pusat Kontraterorisme PBB menekankan bahwa anak-anak “harus diperlakukan utamanya sebagai korban” dan anak-anak tidak boleh ditahan atau diadili.

Sejarah telah menunjukkan bahwa anak-anak tangguh dan dapat pulih dari pengalaman kekerasan, jika mereka didukung untuk berintegrasi ulang di dalam komunitas, kata Voronkov.

Baca juga: 11 Pasukan Hashed al-Shaabi Tewas Diserang ISIS di Irak

“Setiap upaya harus dilakukan untuk memastikan anak-anak tidak dikekang di institusi, tetapi diizinkan untuk berintegrasi kembali dengan anggota keluarga dalam komunitas mereka,” ungkapnya.

Virginia Gamba, perwakilan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa anak-anak yang terdaftar terkait dengan kelompok bersenjata, termasuk ISIS dan al-Qaeda, “adalah anak-anak yang terombang-ambing oleh konflik, seperti kapar di laut".

Gamba mengulangi seruan Voronkov bahwa mereka diperlakukan "terutama sebagai korban, bukan sebagai ancaman keamanan, dan penahanan digunakan sebagai langkah terakhir serta untuk waktu sesingkat mungkin".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com