MOSKWA, KOMPAS.com - Pebisnis Rusia sekaligus mantan tanding judo Presiden Vladimir Putin, Arkady Rotenberg mengeklaim kepemilikan istana besar di bagian Selatan Rusia yang dituduh tokoh oposisi Alexei Navalny sebagai milik Putin, Minggu (31/1/2021).
Navalny dan yayasan anti-korupsinya telah mempublikasikan sebuah video yang menuduh rumah mewah itu milik Presiden Putin. Video itu telah dilihat lebih dari 103 juta kali.
Baca juga: Polisi Rusia Geledah Rumah dan Tahan Saudara Alexei Navalny
Melansir Reuters, Rotenberg mantan mitra tanding judo Putin yang menjual sahamnya di perusahaan konstruksi pipa gas Stroygazmontach pada 2019 dengan harga 1,3 miliar dollar AS mengatakan pada Sabtu (30/1/2021) bahwa istana mewah itu dibelinya 2 tahun lalu.
Dia tidak memberikan detail keuangan lebih lanjut bagaimana melakukan pembelian tersebut atau dari mana dana istana itu. Yang jelas, Putin membantah kepemilikan istana tersebut.
Baca juga: Akvadiskoteka Lagu Protes yang Viral di Rusia Rupanya Terinspirasi dari Istana Putin
Navalny ditahan selama 30 hari pada 18 Januari karena dugaan pelanggaran pembebasan bersyarat yang menurutnya hanyalah dibuat-buat.
Dia ditangkap setelah terbang kembali ke Moskwa dari Jerman di mana dia telah pulih dari keracunan racun saraf Novichok Agustus tahun lalu.
Setelah penangkapannya, ribuan orang bergabung dalam protes ilegal di seluruh Rusia pada Sabtu lalu untuk menuntut pembebasannya.
Baca juga: Stasiun TV Pemerintah Rusia Bantah Istana Presiden Putin Ini Tidak Mewah
Demo protes lebih lanjut direncanakan di seluruh Rusia pada Minggu. Pihak berwenang mengatakan pertemuan itu ilegal dan telah berjanji untuk membubarkannya.
Pada Sabtu, pemimpin redaksi Mediazona Sergey Smirnov dibebaskan dari tahanan polisi setelah ditahan pada hari sebelumnya karena dicurigai ikut serta dalam protes di Moskwa akhir pekan lalu, ungkap outlet media online independen.
Baca juga: Putin Bantah Miliki Istana Mewah Dekat Laut Hitam seperti yang Dituduhkan Navalny
Smirnov menghadapi sidang pada 3 Februari, kata kantor berita RIA. Dia bisa menghadapi hukuman hingga 30 hari penjara atau denda hingga 300.000 rubel atau melakukan kerja paksa.
Rotenberg termasuk di antara pejabat dan pebisnis eksekutif Rusia yang masuk daftar hitam oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya setelah aneksasi Krimea oleh Rusia pada Maret 2014.
Baca juga: Navalny Rilis Penyelidikan “Istana Putin”, Ada Kasino dan Strip Club Pribadi di Dalamnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.