Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Myanmar Ancam Kudeta Pemerintahan Aung San Suu Kyi

Kompas.com - 29/01/2021, 16:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Ketegangan kuat antara pemerintahan sipil dan militer Myanmar memicu kemungkinan kudeta setelah pemilihan umum (pemilu) yang menurut pihak militer curang.

Militer mengatakan pihaknya berencana untuk "mengambil tindakan" jika keluhannya tentang pemilihan tidak ditanggapi, maka ada kemungkinan mereka akan melakukan kudeta.

Kemungkinan kudeta itu disampaikan juru bicara militer pada pekan ini, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (29/1/2021). 

Baca juga: Pertaruhkan Nyawa, Ribuan Orang Lakukan Aktivitas Penambangan Ilegal Batu Giok di Myanmar

Aung San Suu Kyi dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) meraih kemenangan besar dalam pemilihan pada 8 November, yang merupakan pemilu kedua sejak pemerintahan militer pada 2011.

Tuduhan oleh tentara tentang kecurangan pemilu meluas, yang menyebabkan konfrontasi paling frontal terjadi antara pemirintahan sipil dan militer, yang berbagi kekuasaan dalam pegaturan konstitusional yang tegang.

Sementara itu, pihak komisi pemilihan telah membantah tuduhan pihak militer.

Baca juga: Seorang Pria Culik, Perkosa, dan Bunuh Gadis 6 Tahun Etnis Minoritas Myanmar, Dituntut Hukuman Mati

Di tengah ketegangan dengan pihak militer, anggota parlemen Myanmar akan mulai menduduki kembali kursi mereka pada Senin (1/2/2021).

Konstitusi Myanmar telah mencadangkan 25 persen kursi di parlemen untuk militer, yang telah menuntut resolusi atas pengaduan kecurangan pemilu. 

Menambah ketidakpastian, Panglima Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing, menyebutkan dalam pidato video yang dipublikasikan secara luas kepada personel militer pada Rabu (27/1/2021) bahwa sebuah konstitusi harus dicabut, jika tidak dipatuhi.

Suu Kyi belum memberikan komentar publik tentang perselisihan pemilu Myanmar, tetapi juru bicara NLD mengatakan para anggota telah bertemu dengan para pemimpin militer pada Kamis (28/1/2021).

Baca juga: Myanmar Juga Akan Jual Tiket Pesawat Tanpa Mendarat

Namun, pertemuan untuk melakukan pembicaraan atas konflik yang terjadi "tidak berhasil".

"Kami memang memiliki keprihatinan tetapi itu tidak terlalu signifikan," kata juru bicara NLD, Myo Nyunt, melalui telepon.

Nyunt menjelaskan bagaimana mereka mengantisipasi beberapa ketegangan karena rencana NLD untuk mengubah konstitusi setelah pemungutan suara untuk mengekang kekuasaan militer.

Dia juga mengatakan, polisi batalion telah ditempatkan di ibu kota, Naypyidaw, setelah adaya laporan massa pengunjuk rasa di sana.

Baca juga: Pemilu Myanmar, Partai Suu Kyi Resmi Menang Telak di Atas 50 Persen

Sementara itu, ia mengungkapkan bahwa NLD tidak akan merespons dengan keras jika terjadi kudeta.

Anggota parlemen NLD Zin Mar Aung mengatakan saat ini polisi telah berpatroli di kompleks parlemen, untuk kebutuhan berjaga-jaga.

"Kami tidak isa berpura-pura tidak terjadi apa-apa," ujar Zin Mar Aung melalui sambungan telepon.

Seorang juru bicara militer sementara belum menanggapi situasi yang tengah terjadi di pemerintahan Myanmar.

Baca juga: Myanmar di Ambang Kudeta Militer, Belasan Kedubes Beri Peringatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com