Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden China Peringatkan Konsekuensi “Perang Dingin Baru,” Singgung Biden?

Kompas.com - 26/01/2021, 16:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping menekankan pentingnya multilateralisme dan mendesak penolakan terhadap "isolasi arogan."

“Kami menunjukkan berkali-kali bahwa bekerja sendiri dan melakukan isolasi secara arogan, akan selalu gagal.” kata Xi dalam pidatonya kepada komunitas internasional di Forum Ekonomi Dunia, melansir Business Insider pada Selasa (26/1/2021).

“Mari kita semua bergandengan tangan dan membiarkan multilateralisme menerangi jalan kita menuju komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," tambahnya.

Tanpa secara eksplisit menyebut AS, pemimpin China itu juga memperingatkan bahaya "Perang Dingin baru". Hal itu menurutnya dapat mendorong dunia ke dalam perpecahan dan bahkan konfrontasi.

Dia menyoroti sejumlah kebijakan seperti penolakan, ancaman, atau intimidasi terhadap pihak lain. Bentuk relasi itu disebut sebagai kesengajaan untuk menimbulkan perpecahan, memberikan gangguan atau sanksi, dan menciptakan isolasi atau kerenggangan.

"Kita tidak dapat mengatasi tantangan bersama di dunia yang terpecah dan konfrontasi akan membawa kita ke jalan buntu," tambah Xi dalam pidato pertamanya kepada komunitas global sejak Presiden Joe Biden dilantik.

Baca juga: China Ganggu Taiwan, AS Kerahkan Kapal Induknya ke Laut China Selatan

Ketegangan antara AS dan China mencapai puncak bersejarah di bawah mantan Presiden Donald Trump.

Presiden AS ke-45 itu mengobarkan perang perdagangan kontroversial melawan Beijing, dan menyalahkan pemerintah China atas pandemi Covid-19.

Pada 2020, para ahli memperingatkan bahwa AS dan China tampaknya berada di ambang Perang Dingin baru yang dapat berdampak besar bagi ekonomi global.

Biden menekankan akan tetap menantang China di panggung global sebagai bagian penting dari agenda kebijakan luar negerinya.

Presiden baru dan penasihatnya menyatakan persetujuan atas diagnosis Trump tentang masalah dengan China. Namun menyatakan memiliki keinginan untuk mengambil pendekatan sepihak yang tidak terlalu riuh untuk masalah ini.

Antony Blinken, calon Biden untuk Menteri Luar Negeri AS, selama sidang konfirmasi Senat pekan lalu mengatakan, "Trump benar dalam mengambil pendekatan yang lebih keras ke China."

Tetapi Blinken menambahkan bahwa dia tidak setuju dengan semua metode Trump.

Blinken pada saat itu juga menyatakan setuju dengan penilaian Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahwa perlakuan China terhadap Uighur di Xinjiang merupakan "genosida.

Di bawah rezim otoriter Xi, China dituding mendirikan "kamp pendidikan ulang" di mana ratusan ribu warga Uighur yang sebagian besar Muslim berada di penjara tanpa pengadilan. Sering kali itu terjadi karena mereka tampak mencurigakan. Mereka dilaporkan mengalami penyiksaan, pelecehan seksual, dan eksperimen medis.

Baca juga: China Ganggu Taiwan Lagi, Kali Ini Beijing Kirim 12 Jet Tempur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com