Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Moderna Disebut Para Ilmuwan Bekerja terhadap Varian Baru Virus Corona

Kompas.com - 26/01/2021, 06:55 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ilumawan dari perusahaan farmasi AS mengklaim Vaksin Covid-19 Moderna bekerja terhadap varian baru virus corona yang lebih menular, yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

Tes laboratorium awal menunjukkan antibodi yang dipicu oleh vaksin Covid-19 dapat mengenali dan melawan varian baru virus corona.

Namun, masih diperlukan lebih banyak studi untuk mengkonfirmasi kebenaran klaim tersebut dan meyakinkan orang-orang yang telah melakukan vaksinasi.

Varian baru virus corona telah menyebar dengan cepat di sejumlah negara.

Baca juga: Selandia Baru Belum Aman dari Covid-19, Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk

Varian baru virus corona telah mengalami perubahan atau mutasi yang artinya varian baru itu dapat menginfeksi sel manusia lebih mudah dari pada varian asalnya yang telah menyebabkan pandemi.

Para pakar berpikir varian baru asal Inggris, yang muncul pada September 2020 mungkin 70 persen lebih menular, seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (26/1/2021). 

Vaksin Covid-19 saat ini dirancang dengan melihat varian asal, tapi para pakar meyakini bahwa seharusnya tetap bekerja melawan varian baru virus corona. Meski, mungkin tidak cukup baik.

Sudah ada beberapa hasil awal yang menunjukkan bahwa vaksin Pfizer melindungi dari varian baru virus corona Inggris.

Baca juga: Boris Johnson: Varian Baru Virus Corona di Inggris Mungkin Lebih Mematikan

Untuk studi vaksin Covid-19 Moderna, peneliti melihat sampel darah yang diambil dari 8 orang yang telah menerima dua dosis vaksin Moderna yang direkomendasikan.

Temuan ini belum ditinjau lebih lanjut, tetapi menunjukkan kekebalan dari vaksin Moderna mengenali varian baru virus corona.

Antibodi penetral, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh, menghentikan varian baru virus corona memasuki sel.

Dilaporkan sampel darah yang terpapar varian baru virus corona tampaknya memiliki antibodi yang cukup untuk mencapai efek penetralisir itu, meskipun tidak sekuat untuk varian dari Afrika Selatan, jika dibanding untuk varian dari Inggris.

Baca juga: Tenaga Kesehatan Tuntut Penyediaan Masker Bermutu Tinggi karena Varian Baru Virus Corona

Moderna mengatakan bahwa perlindungan terhadap varian baru virus corona dari Afrika Selatan mungkin akan hilang lebih cepat.

Prof Lawrence Young, seorang ahli virus di Warwick Medical School di Inggris, mengatakan hal ini akan mengkhawatirkan.

Moderna saat ini sedang menguji apakah memberikan suntikan penguat ketiga mungkin bermanfaat.

Seperti para ilmuwan lain, perusahaan Moderna juga sedang menyelidiki apakah merancang ulang vaksin adalah solusi yang lebih baik.

Baca juga: PM Inggris Sebut Bukti Varian Baru Virus Corona Mungkin Lebih Mematikan

Stephane Bancel, CEO Moderna, mengatakan perusahaan percaya bahwa "sangat penting untuk bersikap proaktif saat virus berkembang".

Regulator Inggris telah menyetujui vaksin Covid-19 Moderna untuk diluncurkan di NHS, tetapi dosis yang dipesan 17 juta diperkirakan tidak akan tiba sampai musim semi.

Vaksin Moderna bekerja dengan cara yang mirip dengan Pfizer yang sudah digunakan di Inggris.

Lebih dari 6,3 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer atau AstraZeneca.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Asal Brasil Terdeteksi di Jerman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Akibat Israel Serang Rafah, Perundingan Gencatan Senjata Buntu Lagi

Global
Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Banyak Orang Asia hingga Amerika Latin Diperkirakan Konsumsi Serangga

Global
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Menlu AS di Ukraina untuk Memastikan Hal Ini

Global
Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com