Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kirim Kapal Induknya ke Laut China Selatan, Ini Tanggapan Beijing

Kompas.com - 25/01/2021, 17:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Kementerian Luar Negeri China mengecam Amerika Serikat (AS) setelah kapal induk AS dikerahkan ke Laut China Selatan.

China menyebut AS terlalu sering mengirim kapal dan pesawatnya ke Laut China Selatan. Dan itu, menurut Beijing, tidak bagus untuk perdamaian.

"Amerika Serikat sering mengirim pesawat dan kapal ke Laut China Selatan untuk melenturkan ototnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, kepada wartawan, Senin (25/1/2021).

“Ini tidak kondusif untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan,” imbuh Zhao.

Baca juga: China Ganggu Taiwan Lagi, Kali Ini Beijing Kirim 12 Jet Tempur

Laut China Selatan merupakan perairan yang strategis dan telah lama menjadi fokus pertikaian antara Beijing dan Washington.

China seringkali mengungkapkan kemarahannya oleh aktivitas militer AS di perairan tersebut sebagaimana dilansir dari Reuters.

Kapal induk USS Theodore Roosevelt dan didampingi oleh tiga kapal perang AS, memasuki Laut China Selatan pada Sabtu (23/1/2021).

Pengerahan kapal induk tersebut dilakukan pada hari yang sama ketika Taiwan melaporkan adanya pelanggaran oleh China.

Baca juga: China Ganggu Taiwan, AS Kerahkan Kapal Induknya ke Laut China Selatan

Pengerahan kapal induk AS tersebut diumumkan hanya beberapa hari setelah Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS.

Sebelumnya, sebanyak delapan pesawat pengebom dan empat jet tempur China memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan di sekitar Kepulauan Pratas.

China belum berkomentar tentang apa yang dilakukan angkatan udaranya ke Kepulauan Pratas.

Zhao mengatakan, pertanyaan mengenai aktivitas Angkatan Udara China dapat ditanyakan ke Kementerian Pertahanan China.

Baca juga: Pesawat Pengebom China Masuki Wilayah Taiwan, Taipei Siagakan Rudalnya

Dia kembali menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari China dan menyebut AS harus mematuhi prinsip "satu China".

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengunjungi pangkalan radar di utara Taiwan pada Senin dan memuji kemampuannya untuk melacak pasukan China.

"Dari tahun lalu hingga sekarang, stasiun radar kami telah mendeteksi hampir 2.000 pesawat komunis (China) dan lebih dari 400 kapal komunis (China)," kata Tsai.

Baca juga: Taiwan Karantina 5.000 Orang karena Klaster Covid-19 dari Rumah Sakit

"Itu memungkinkan kami untuk dengan cepat memantau dan mengusir mereka, dan sepenuhnya menjaga laut dan wilayah udara," imbuh Tsai.

China telah berulang kali mengeluhkan tentang kapal Angkatan Laut AS yang mendekati kepulauan yang diduduki Beijing di Laut China Selatan.

Sementara itu, negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Taiwan memiliki klaim wilayahnya sendiri di Laut China Selatan.

Baca juga: Biden Undang Taiwan dalam Pelantikannya, Apa Artinya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com