Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Perempuan Penyiksa di Kamp Konsentrasi Nazi Jerman

Kompas.com - 25/01/2021, 11:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - "Dicari pekerja perempuan yang sehat, berusia 20 hingga 40 tahun untuk situs militer," demikian bunyi iklan pekerjaan yang tertera pada sebuah surat kabar Jerman pada 1944.

Pekerjaan itu menjanjikan gaji layak dan tempat tinggal gratis, juga akomodasi dan pakaian.

Apa yang tidak disebutkan di iklan tersebut adalah pakaian yang dijanjikan adalah seragam Schutzstaffel (SS) Nazi.

Dan situs militer yang dimaksud adalah kamp konsentrasi khusus perempuan, Ravensbrück.

Baca juga: Sirkus Rusia Picu Kemarahan karena Hewan yang Ditampilkan Pakai Baju Bersimbol Nazi

Kini, barak kayu tipis bagi para tahanan di kamp konsentrasi Ravensbrück sudah lama hilang. Yang tersisa hanyalah ladang berbatu yang kosong dan menyeramkan, di lokasi yang teletak sekitar 80 km di utara ibu kota Berlin.

Namun di sana masih berdiri kokoh delapan vila indah dengan jendela kayu dan balkon. Bangunan itu adalah tipikal pondok Jerman abad pertengahan versi Nazi.

Di vila itu, para penjaga perempuan dahulu tinggal, sebagian dengan anak-anak mereka. Dari balkon, mereka bisa melihat hutan dan danau yang indah.

"Itu adalah momen terindah dalam hidup saya," tutur seorang penjaga perempuan, beberapa dekade kemudian.

Namun, dari kamar tidur mereka, mereka juga dapat melihat kerumunan tahanan dan cerobong asap kamar gas.

Baca juga: Sinopsis Hunters, Memburu Anggota Nazi, Tayang di Amazon Prime Video

"Banyak pengunjung yang datang ke museum peringatanl bertanya tentang perempuan-perempuan ini. Tidak banyak pertanyaan tentang pria yang bekerja di bidang ini," kata Andrea Genest, direktur museum peringatan di Ravensbrück, sambil menunjukkan di mana para perempuan ini tinggal.

"Orang-orang sulit membayangkan bahwa perempuan bisa sekejam itu."

Di antara para penjaga ini adalah remaja putri yang berasal dari keluarga miskin, yang terpaksa meninggalkan sekolah lebih awal dan tak banyak pilihan karir.

Pekerjaan di kamp konsentrasi berarti upah yang lebih tinggi, akomodasi yang nyaman, dan kemandirian finansial.

"Itu lebih menarik ketimbang bekerja di pabrik," kata Dr Genest.

Kebanyakan dari mereka telah didoktrin sejak awal di kelompok pemuda Nazi dan percaya pada ideologi Hitler.

"Mereka merasa mendukung masyarakat dengan melakukan sesuatu terhadap musuh-musuh Nazi," katanya.

Baca juga: Mesin Kode Zaman Perang Dunia II Milik Nazi Ditemukan di Laut Baltik

Neraka dan kenyamanan rumah

Di dalam salah satu vila, sebuah pameran yang baru saja digelar memajang foto-foto perempuan di waktu senggang mereka.

Sebagian besar berusia dua puluhan, cantik dengan gaya rambut modis.

Sejumlah foto menampilkan mereka sedang tersenyum saat minum kopi dan kue di rumah. Di foto lain mereka tampak tertawa, saat mereka berjalan-jalan di hutan terdekat dengan anjing mereka.

Adegan-adegan dalam foto itu tampak polos - sampai akhirnya Anda melihat lencana SS di baju yang mereka kenakan.

Anjing berjenis Alsatian yang ada di foto-foto itu, adalah anjing yang sama yang digunakan untuk menyiksa tahanan di kamp konsentrasi.

Sekitar 3.500 perempuan bekerja sebagai penjaga kamp konsentrasi Nazi, dan karir mereka berawal di Ravensbrück. Banyak yang kemudian bekerja di kamp kematian seperti Auschwitz-Birkenau atau Bergen-Belsen.

"Mereka orang-orang yang mengerikan," kata Selma van de Perre yang berusia 98 tahun kepada saya melalui telepon dari rumahnya di London.

Ia adalah seorang pejuang perlawanan Yahudi Belanda yang ditahan di Ravensbrück sebagai tahanan politik.

"Mereka suka bekerja di sana mungkin karena itu membuat mereka merasa kuat. Itu memberi mereka banyak kekuasaan atas para tahanan. Beberapa tahanan diperlakukan dengan sangat buruk. Dipukuli."

Baca juga: Dokter Ini Alami Stres Setelah Bertemu Pasien Covid-19 Bertato Nazi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com