Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Pertama dan Satu-satunya Wanita yang Muncul di Uang Kertas AS, Tahukah Siapa?

Kompas.com - 20/01/2021, 20:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tahukah ada figur wanita pertama dan satu-satunya yang pernah muncul di uang kertas Amerika Serikat?

Uang kertas senilai 1 dollar AS yang dicetak pada 1886, menampilkan Martha Washington, istri dari Presiden pertama Amerika Serikat, George Washington.

Uang kertas 1 dollar AS dengan gambar Martha dicetak setelah 6 tahun setelah uang kertas dollar pertama yang sah yang menampilkan Washington dirilis, seperti yang dilansir dari Mount Vernon.

Pada 1891, uang kertas 1 dollar gambar Martha masih diproduksi dengan dirancang ulang sedikit.

Sertifikat 1 dollar AS perempuan berdaya itu kemudian dihentikan pada 1957.

Uang kertas itu didukung oleh deposito perak Pemerintah AS dan dapat ditukar kapan saja dengan perak dari Departemen Keuangan AS.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Suhaila Siddiq Jenderal Perempuan Taliban Pertama, Bekerja Tanpa Burka

Desain dimulai pada musim panas 1886. The Galveston Daily News melaporkan pada 17 Agustus 1886, "Diketahui di Departemen Keuangan bahwa uang kertas baru yang disahkan pada sesi terakhir Kongres tidak akan siap untuk diterbitkan sebelum November, uang kertas 1 dollar berisi sketsa Martha Washington."

Potret yang ditampilkan pada mata uang itu didasarkan pada potret Charles François Jalabert tentang Martha Washington.

Beberapa surat kabar menampilkan kutipan dari orang-orang terkemuka setelah diterbitkannya uang kertas Martha Washington.

"Orang-orang yang cukup beruntung memiliki Sertifikat Perak seharga satu dolar memiliki gambaran yang sangat bagus tentang Martha Washington, istri Bapak Negara," kata perwakilan Demokrat dari Indiana pada 20 Februari 1901.

Dari ibu hingga Ibu Negara, Martha Washington memiliki banyak peran sepanjang hidupnya. Namun, tahukah kamu siapa perempuan berdaya, Martha Washington itu?

Berikut Kompas.com merangkum beberapa fakta-fakta tentang hidup Martha Washington seperti yang dilansir dari Mount Vernon:

Baca juga: Perempuan Berdaya: Kisah Ibu Hebat dari Pelosok Dunia

Martha Washington, Ibu Negara Pertama Amerika Serikat. (ushistory.org) Martha Washington, Ibu Negara Pertama Amerika Serikat. (ushistory.org)

 

1. Lebih tua dari George Washington

Martha lahir pada 2 Juni 1731, di perkebunan Chestnut Grove di New Kent County, Virginia, membuatnya 8 bulan lebih tua dari George Washington.

Martha adalah anak pertama dari delapan bersaudara yang lahir dari pasangan John Dandridge dan Frances Jones.

2. Wanita berpendidikan

Tidak seperti kebanyakan wanita di Virginia saat itu yang tidak melek huruf, Martha belajar membaca dan menulis sejak usia dini.

Sepanjang hidupnya, Martha menemukan kesenangan dan hiburan dalam membaca.

Dia membaca Alkitab dan literatur renungan lainnya untuk pendidikan agama. Sementara, ia juga membaca novel dan majalah untuk hiburan dan pelajaran.

Martha dikenal sebagai penulis surat reguler dan aktif. Koleksi surat-suratnya yang masih hidup disimpan di koleksi perpustakaan Mount Vernon.

3. Tinggi Martha

Tinggi rata-rata untuk wanita Eropa di Amerika Kolonial awal adalah sekitar 157 dan tinggi Martha 152.
Martha digambarkan sebagai wanita cantik dan menarik dengan kepribadian yang lincah.

Dia memiliki kemauan keras dalam melakukan segala sesuatu dengan sisi lain yang menawan, tulus, hangat, dan mahir dalam pergaulan.

Karakteristik ini memungkinkannya untuk mengatasi rintangan dan menempa jalannya sendiri di dunia.

4. Pernikahan pertama

Sebelum menikah dengan George Washington, Martha sebelumnya menikah dengan Daniel Parke Custis.
Pernikahan mereka berjalan 7 tahun, kemudian Custis meninggal pada 8 Juli 1757.

Daniel Parke Custis mulai merayu Martha Dandridge ketika dia berusia akhir 30-an.

Dia tinggal di perkebunannya sendiri, Gedung Putih, terletak 6,4 kilometer di hilir dari rumah Dandridge di Pamunkey River.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Suhaila Siddiq Jenderal Perempuan Taliban Pertama, Bekerja Tanpa Burka

5. Usia Martha lebih panjang dari anak-anaknya

Martha memiliki 4 anak. Dua anak dari suami pertamanya adalah seorang putra bernama Daniel Parke Custis (1751) dan seorang putri bernama Frances Parke Custis (1753).

Mereka tidak berusia panjang. Pada 1754, Daniel meninggal karena malaria, dan France menyusul meninggal pada 1757.

Martha memiliki dua anak lain dengan Daniel Parke Custis, yaitu John Parke Custis (1754) dengan panggilan Jacky, Martha Parke Custis (1756) dengan panggilan Patsy.

Patsy menderita kejang berulang, yang semakin memburuk dari waktu ke waktu. Setelah episode yang sangat kejam pada 19 Juni 1773, Patsy meninggal pada usia 17 tahun.

Pada 5 November 1781, hanya beberapa pekan sebelum John Parke Custis berusia 27 tahun, anak satu-satunya Martha yang tersisa, terjangkit penyakit mematikan dan meninggal.

6. Pernikahan dengan George Washington

Pada akhir 1758, Washington mengundurkan diri dari komisi militernya.

Pada 6 Januari 1759, Martha Dandridge Custis menikah dengan George Washington di rumahnya, Gedung Putih, di New Kent County.

Pada saat mereka menikah, dia baru berusia 27 tahun, memiliki hampir 300 orang yang diperbudak dan memiliki lebih dari 17.500 hektar tanah, bernilai lebih dari 40.000 poundsterling.

7. Membuat tradisi Jumat

Ketika Washington menyadari bahwa tindakannya akan menjadi preseden bagi presiden masa depan, Martha pun sadar bahwa perilakunya sebagai ibu negara akan menjadi contoh bagi para istri calon kepala eksekutif.

Salah satu langkah terpentingnya adalah memulai resepsi mingguan, yang diadakan pada Jumat malam, bagi siapa saja yang ingin hadir.

Pada pertemuan ini, anggota Kongres, pejabat yang berkunjung, serta pria dan wanita dari masyarakat setempat diterima di rumah presiden.

Setelah disajikan kepada Washington, mereka menikmati minuman, mengobrol, dan berbaur.

Meskipun sebagian besar tamu memanggil Martha sebagai "Lady Washington," beberapa menyebutnya sebagai "ibu presiden kita".

Baca juga: Perempuan Berdaya: Nakano Takeko, Samurai Wanita Tangguh yang Dipenggal Kepalanya oleh Saudara Sendiri

8. Martha bebaskan budak George

Di bawah ketentuan surat wasiatnya, George Washington menyatakan bahwa budak-budak yang dimilikinya secara langsung, terpisah dari budak mahar yang akan dibagikan di antara ahli waris Custis, akan mendapatkan kebebasan mereka setelah kematian istrinya.

Ada ketakutan para budak itu bisa memberontak dan membunuh Martha untuk mendapatkan kebebasan mereka.

Desas-desus beredar tentang kebakaran yang mencurigakan di Gunung Vernon yang mungkin disebabkan oleh budak.

Khawatir akan nyawanya, Martha, atas desakan kerabat, memutuskan untuk membebaskan budak suaminya yang sudah meninggal lebih awal.

Pada 1 Januari 1801, lebih dari setahun setelah kematian George, budak Washington memperoleh kebebasan mereka.

9. Meninggalnya Martha

Kesehatan Martha menurun drastis setelah meninggalnya George Washington.

Hanya 2,6 tahun setelah suaminya dan keluarga besarnya meninggal, Martha Washington menyusul pada 22 Mei 1802.

Kematian Martha membuat ahli waris Custis menjadi lebih kaya. Masing-masing dari 4 cucu Martha menerima sejumlah besar tanah dan uang yang mereka simpan selama bertahun-tahun.

Selain itu, masing-masing menerima bagian dari apa yang disebut "budak mahar," keturunan dari orang-orang yang diperbudak yang dulu dimiliki oleh suami pertama Martha, Daniel Parke Custis.

Pada 1831, makam Martha dipindahkan dari makam tua Gunung Vernon ke makam baru, jenazah Martha ditempatkan ke dalam sarkofagus marmer yang berada di dekat makam suaminya di Gunung Vernon hingga hari ini.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Vigdis Finnbogadottir, Presiden Wanita Pertama di Dunia yang Dipilih Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com