Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Dokumenter Ungkap Dokter di Wuhan Diminta Bohong soal Covid-19

Kompas.com - 20/01/2021, 19:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

WUHAN, KOMPAS.com - Dokter di Wuhan, China, mengakui mereka diminta untuk berbohong mengenai penyebaran virus corona pada akhir 2019.

Kabar itu terungkap melalui tayangan dokumenter kanal televisi Inggris ITV, berjudul Outbreak: The Virus That Shook The World.

Tayangan itu muncul setelah pada Senin (18/1/2021), penyelidikan independen menyimpulkan Beijing terlalu lambat merespons Covid-19.

Baca juga: WHO: Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di Wuhan Bukan untuk Salahkan China

Awalnya, China melaporkan 27 kasus pertama virus corona ke Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 31 Desember 2019, tanpa korban meninggal.

Namun berdasarkan rekaman yang dilakukan secara diam-diam, para dokter di Wuhan mengakui mereka sudah tahu virus itu mematikan.

Salah satu dokter mengungkapkan, pada akhir Desember atau awal Januari 2020, kerabat kenalanannya meninggal dengan dugaan dia terpapar Covid-19.

Segera penyakit menyebar dengan cepat ke seluruh penghuni rumah. Termasuk kenalan si tim medis yang tak disebutkan identitasnya tersebut.

Kemudian pada 12 Januari, WHO menekankan belum terdapat "bukti tegas" penyebaran antar-manusia, dan "yakin" akan penanganan Beijing.

"Kami merasa, seharusnya mereka tidak ragu sedikit pun bahwa transmisi dari manusia ke manusia bisa terjadi," ujar salah satu tim medis lain.

Baca juga: [UPDATE] WHO Sebut Varian Baru Virus Corona di Inggris Terdeteksi di Setidaknya 60 Negara

Mereka menerangkan ketika masalah ini dibawa dalam forum rumah sakit, mereka diminta untuk berbohong kepada publik.

"Pemerintah setempat melarang kami untuk memberitahukan fakta yang sebenarnya ketika hadir dalam pertemuan," ujar dia.

Ketika WHO mulai memberikan respons serius pda 21 Januari 2020, wabah ini sudah menginfeksi 278 orang di China dan menular ke tiga negara.

Tim medis itu berseloroh, otoritas sebenarnya sudah tahu akan risiko tetap menggelar perayaan Tahun Baru Imlek karena bisa memercepat penyebaran.

"Pemerintah kota sudah diimbau untuk tidak menggelar perayaan. Namun mereka mengabaikannya karena acara ini bukti keharmonisan dan kemakmuran rakyat," jelas mereka.

Baca juga: WHO: Rebutan Vaksin, Dunia Hadapi Kegagalan Moral yang Dahsyat

Testimoni tenaga kesehatan dari tenaga kesehatan di Wuhan mendapatkan respons dari Dr Lo Yi-chun, Wakil Direktur Jenderal Pusat Pencegahan Penyakit Taiwan.

Dilansir Daily Mail Selasa (19/1/2021), Dr Lo mengatakan respons awal terhadap virus SARS-Cov-2 adalah sebuah kegagalan.

"Saya kira pandemi ini akan bisa dihindari jika China transparan soal penyebarannya, dan memberi informasi pada dunia," ucap Dr Lo.

Beijing disebut tidak berkomentar. Namun sebelumnya, mereka membantah tudingan tersebut dan menegaskan akan menjabarkannya jika waktunya tepat.

"Negeri Panda" sudah mengeklaim keberhasilan penanganan Covid-19 adalah keberhasilan para pemimpin di partai komunis.

Sepanjang 2020 lalu, China merupakan satu-satunya negara maju yang berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Intelijen AS Sebut Peneliti Lab Wuhan Alami Gejala Covid-19 di Musim Gugur 2019

Selain menyalahkan Beijing, panel independen itu juga melontarkan kritik kepada WHO, yang pada tahun lalu terus disorot negara Barat.

Hasil dari investigasi itu muncul di tengah upaya WHO mencari tahu asal usul virus yang kini menginfeksi 96 juta penduduk dunia tersebut.

Pada pekan lalu, tim berisi pakar internasional yang dikirim WHO sudah sampai di China dalam rangka menggelar penyelidikan.

Selama ini, sains percaya wabah ini berasal dari kelelawar, dan menular ke manusia melalui hewan perantara seperti trenggiling.

Namun, pemerintahan Presiden AS Donald Trump menawarkan tuduhan bahwa virus corona itu bocor dari laboratorium di Wuhan.

Baca juga: Trump Dikabarkan Bakal Rilis Laporan Intelijen soal Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Menlu Inggris Punya Pandangan Lain Terkait Embargo Senjata ke Israel

Menlu Inggris Punya Pandangan Lain Terkait Embargo Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com