MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menceburkan dirinya ke air bersuhu minus 17 derajat Celsius di tengah rumor dirinya tidak sehat.
Dalam video yang dirilis Kremlin, nampak Putin yang sudah berusia 68 tahun mengenakan celana pendek berwarna biru masuk ke air.
Setelah itu si presiden pun menceburkan dirinya ke air yang sangat dingin tiga kali, dan membuat Tanda Salib setiap menyembul ke permukaan.
Baca juga: Navalny Rilis Penyelidikan “Istana Putin”, Ada Kasino dan Strip Club Pribadi di Dalamnya
Putin melakukan ritual Epifani Ortodoks, yang dirayakan ketika suhu air di Rusia dilaporkan mencapai minus 17 derajat Celsius.
Dilansir Daily Mail Selasa (19/1/2021), umat Kristen Ortodoks Rusia merayakan hari ketika Yesus Kristus dibaptis di Sungai Yordan.
"Ini adalah tradisi. Beliau tentu tidak pernah mengkhianati tradisi," ujar juru bicara pemerintah, Dmitry Peskov.
Video ini muncul setelah adanya rumor kesehatan sang presiden menurun, dan berniat mengundurkan diri pada tahun ini.
Pada November 2020, Profesor Valery Solovei mengeklaim dia mendapat kabar Putin menderita penyakit Parkinson.
Selain itu, sosok yang kerap mengritik Kremlin itu menyatakan Putin menjalani operasi untuk mengangkat kanker pada Februari 2019.
Baca juga: Putin Dirumorkan Hendak Mundur sebagai Presiden Rusia karena Terkena Penyakit Parkinson
Moskwa berkali-kali membantah tudingan itu, termasuk pada 19 November 2020, ketika Putin terlihat batuk dalam sebuah pertemuan.
Momen perayaan Epifani itu disorot oleh netizen setempat, di mana mereke terutama mengomentari celana yang dikenakan.
"Perhatikan warna celana yang dikenakan Putin," kata netizen, merujuk pada upaya pembunuhan figur oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Pada akhir 2020, Navalny sempat mengunggah bukti percakapan dirinya dengan salah satu agen yang ditugaskan untuk membunuhnya.
Baca juga: Kremlin Bantah Rumor yang Menyebut Putin Bakal Mundur karena Parkinson
Saat itu, agen yang ditugaskan membunuh Navalny mengaku dia mengambil sejumlah barang termasuk celana dalam berwarna biru.
Navalny sempat mengalami koma pada awal 2020, dengan dugaan dia diracun oleh racun saraf terkuat dunia, Novichok.
Pada Senin (18/1/2021), pengadilan Rusia menghukum si oposisi 30 hari penjara, sehari setelah dia menginjakkan kaki di "Negeri Beruang Merah".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.