JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan, Indonesia telah membuka dua jalur untuk mendatangkan vaksin Covid-19 dari luar negeri.
Menlu Retno menerangkan, selain menjalin kesepakatan dengan para pengembang vaksin virus corona di jalur bilateral, Indonesia juga akan mendapat pasokan dari jalur multilateral.
Di jalur bilateral, Indonesia menyiapkan vaksin corona dari empat pengembang.
"Per titik ini yang dapat saya sampaikan adalah, selain Sinovac kita sudah dapat mengamankan komitmen dari AstraZeneca, kemudian kita juga dapat mengamankan komitmen dari Novavax, plus kita sedang menjalin komunikasi dengan Pfizer," urai Retno kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi Sebut Indonesia Siap Jalani Hubungan Diplomasi dengan Pemerintahan Biden
Kemudian untuk jalur multilateral, Indonesia bakal kebagian vaksin Covid-19 gratis dari aliansi Covax AMC 92. AMC adalah singkatan dari Advanced Market Commitment.
"Pada saat itu saya ke Jenewa. Saya ketemu dengan CEO GAVI, saya ketemu dengan Dirjen WHO, dan sebagainya, adalah untuk memastikan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara yang dapat memperoleh akses vaksin dari track multilateral," ujar Menlu Retno.
"Intinya ini 92 negara berpenghasilan menengah dan bawah - negara berkembang - yang secara khusus ingin dijamin kesetaraan aksesnya terhadap vaksin. Indonesia masuk ke situ," lanjutnya.
Retno berharap, dengan masuk di aliansi Covax AMC 92 Indonesia bisa mendapat vaksin untuk 3-20 persen populasi.
Baca juga: Bertemu Menlu China, Retno: Jaga Laut China Selatan dengan Hormati UNCLOS 1982
"Tentunya apakah kita akan mendapat 3, 5, sampai 20 (persen), akan sangat tergantung dari ketersediaan vaksin yang dikumpulkan melalui track multilateral ini," papar wanita asal Semarang tersebut.
Retno juga menerangkan, perkembangan vaksin dari Covax AMC 92 sekarang cukup bagus
Semua negara anggota aliansi tersebut bisa dapat vaksin untuk lebih dari 3 persen populasi, hanya saja di awal ketersediaan vaksin akan sangat terbatas.
"Maka penerimaannya pun secara gradual (bertahap)."
"Kenapa gratis, karena ini ada negara-negara donor ada pembiayaan-pembiayaan yang dilakukan oleh pihak lain, agar sekali lagi semua negara dapat memperolah kesetaraan akses terhadap vaksin."
"Kalau kita tidak bekerja sama, kita tidak menunjukkan solidaritas terhadap semuanya, maka pandemi ini akan panjang selesainya," pungkas Retno yang baru saja terpilih sebagai Ketua Bersama Covax AMC.
Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi Jadi Ketua Bersama Covax AMC, Apa Itu?
Hasil lengkap wawancara Kompas.com dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bisa disimak di JEO Kompas.com (jeo.kompas.com)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.