Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Kedua Pemakzulan Trump oleh DPR AS Dimulai

Kompas.com - 13/01/2021, 23:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - DPR AS resmi memulai upaya pemakzulan kedua terhadap Presiden Donald Trump buntut kerusuhan pekan lalu.

Dalam agenda pembuka untuk menentukan aturan sidang, Ilhan Omar meminta kepada politisi Republik untuk ikut menyingkirkan sang presiden.

Omar menyatakan, kerusuhan yang terjadi di Gedung Capitol pada 6 Januari sudah jelas disulut oleh Presiden Trump.

Baca juga: Donald Trump Tolak Bertanggung Jawab dalam Penyerbuan Gedung Capitol

Dia menuturkan bahwa kericuhan yang menewaskan lima orang itu merupakan upaya tercela untuk mengintervensi demokrasi AS.

"Presiden tidak hanya menyulut kekerasan atas pemerintah, namun setiap ucapannya juga memantik pemberontakan," kata Omar.

Politisi dari daerah pemilihan Minnesota itu menyerukan, mereka harus menjalankan peran mereka sebagai legislator sesuai Konstitusi AS.

"Saya memenuhi sumpah jabatan saya. Kini saya menantang kolega di seberang untuk melakukan hal yang sama," tegasnya.

Pernyataan tak jauh berbeda juga disuarakan oleh Shella Jackson Lee, anggota DPR AS dari daerah pemilihan Texas.

Dilansir CNN Rabu (13/1/2021), dia terang-terangan menyebut Trump sebagai pemeberontak yang melawan Amerika Serikat.

Baca juga: Trump Sebut Pendukungnya yang Sebabkan Kekacauan di Capitol adalah Perusuh

Sementara Jason Smith yang berasal dari GOP (Republik) menyebut pemakzulan itu adalah kecerobohan dan meminta rakyat didahulukan daripada politik.

Smith mengatakan bahwa Trump akan meninggalkan Gedung Putih pekan depan, sehingga yang dibutuhkan AS adalah pemulihan.

Dia menegaskan kalau upaya memakzulkan presiden hanya akan membawa lebih banyak perpecahan dan rasa sakit.

"Mari dengarkan rakyat AS. Tolong sadarlah. Dahulukan rakyat daripada politik. Satukanlah negara ini," jelasnya.

Setelah aturan sidang disepakati, agenda selanjutnya adalah dua jam sesi debat membahas setiap pasal pemakzulan.

Presiden 74 tahun itu menjadi pemimpin pertama sepanjang sejarah "Negeri Uncle Sam" yang dimakzulkan sampai dua kali.

Baca juga: Politisi Partai Republik Mulai Berbalik Hendak Memakzulkan Trump

Jika agenda ini sukses, maka DPR AS akan menyerahkannya ke Senat. Dibutuhkan dua pertiga dukungan agar Trump benar-benar disingkirkan dari Gedung Putih.

Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer sudah meminta koleganya, Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell untuk memanggil senat pekan ini.

Berdasarkan resolusi 2004, 100 senator baru bisa diminta kembali ke Gedung Capitol jika pemimpin mayoritas dan minoritas sepakat.

Harapan itu ada karena berdasarkan keterangan sumber, McConnell sangat membenci presiden atas ulahnya pekan lalu.

Karena itu, dia meyakini jika memakzulkan presiden akan memudahkan langkah mereka menyingkirkannya dari Republik.

Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Ekstremis Pendukung Trump Dilaporkan Bakal Kepung Gedung Capitol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com