Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Penyelidikan Asal-usul Covid-19 di Wuhan Bukan untuk Salahkan China

Kompas.com - 12/01/2021, 22:26 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WUHAN, KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengirimkan para ilmuwan menyelidiki asal-usul pandemi Covid-19 di Wuhan menegaskan misi mereka bukan untuk menyalahkan China.

Melansir The Guardian pada Selasa (12/1/2021) para ilmuwan WHO terbang ke Wuhan untuk mempelajari lokasi penyebaran pertama dan bertemu dengan para ilmuwan China yang telah mempelajari virus corona di sana.

Mereka ingin melihat sampel penyakit virus corona yang telah diperiksa dan ingin mengetahui cara-cara bagaimana virus itu dapat melompat ke manusia.

Baca juga: Penampakan Goa Wanling yang Diduga Asal-Usul Covid-19, Dijaga Ketat dan Ditutup-tutupi

Kemudian dikatan suatu hal yang tidka menjadi misi mereka adalah "menyalahkan China", sesuatu yang diperintahkan lama oleh pemerintahan Trump dan aliansinya.

Fabian Leendert dari profesor mikroorganisme patogen dari badan kesehatan masyarakat Jerman, Institut Robert Koch, dan bagian dari tim WHO mengungkapkan betapa sulitnya melacak asal-usul Covid-19.

Terlibat dalam melacak sumber wabah Ebola 2014 di Afrika barat ke koloni kelelawar di pohon, dia juga bekerja untuk mengidentifikasi kapan campak mungkin pertama kali menyerang manusia.

Baca juga: Tim WHO yang Dikirim untuk Selidiki Asal-usul Covid-19 Ditolak Masuk China

Sehingga, beberapa pihak telah membangun ekspektasi yang cukup besar untuk terpecahkannya asal-usul Covid-19 dalam kunjungan pertamanya.

Leendertz memperingatkan bahwa pengalamannya menunjukkan bahwa perlu waktu cukup lama untuk sampai ke awal kemunculan wabah, jika ada.

"Kita akan lihat berapa lama. Ada kemungkinan kecil kami hanya akan membuat skenario, bahwa kami tidak dapat memberikan bukti ilmiah, seperti makalah," ucapnya.

Baca juga: Ada Indikasi Politis Tertundanya Tim WHO Selidiki Asal-usul Virus Corona di China

"Mudah-mudahan tidak butuh waktu lama," ujarnya.

Sejalan dengan pernyataan para ilmuwan lainnya, ia menegaskan, "Ini bukan tentang menyatakan China bersalah atau mengatakan 'itu dimulai di sini'."

"Ini tentang mengurangi risiko (Covid-19). Dan media dapat membantu dengan menghindari saling tuding gaya Trump. Pekerjaan kami bukanlah politik," ungkapnya.

Baca juga: Dirjen WHO Sangat Kecewa, Tim Ahli yang Bertugas Selidiki Asal-usul Covid-19 Belum Dapat Izin Masuk China

Sementara China telah mendorong tempat lain di luar negara itu, Leendertz percaya bahwa Wuhan tetap menjadi titik awal terbaik untuk mempelajari asal-usul virus corona.

“Saya pikir filosofi WHO itu bagus. Mulailah dari titik yang memiliki gambaran paling kuat tentang kasus manusia, bahkan jika kita tidak tahu bahwa pasar basah Wuhan adalah titik di mana ia pertama kali menyebar ke manusia atau hanya peristiwa penyebaran besar pertama," jelasnya.

“Dari Wuhan kita bisa kembali ke masa lalu untuk mengikuti bukti. (Asalnya) mungkin tinggal di wilayah tersebut, atau mungkin bagian lain dari China. Bahkan mungkin berasal dari negara lain,” imbuhnya.

Baca juga: Akhirnya, Ilmuwan WHO yang Selidiki Asal-usul Covid-19 Diizinkan Masuk China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com