Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali dalam Sejarah, Populasi Korea Selatan Turun

Kompas.com - 04/01/2021, 15:24 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Korea Selatan mencatatkan penurunan populasinya.

Berdasarkan sensus terbaru, populasi Korea Selatan tercatat 51.829.023 jiwa pada akhir Desember 2020, turun 20.838 jiwa dari tahun sebelumnya.

Padahal 10 tahun sebelumnya, Korea Sealatan selalu mencatatkan pertumbuhan populasi meski tingkap pertumbuhan selalu menurun dari waktu ke waktu.

Kantor berita Yonhap melaporkan, pertumbuhan populasi di Korea Selatan sebanyak 1,49 persen. Sedangkan pada 2019, persentase pertumbuhan populasi hanya menjadi 0,05 persen.

Baca juga: Kimchi, Hidangan Khas Korea Selatan, Diklaim China

Pada 2020, Korea Selatan mencatatkan angka kelahiran sebanyak 275.815 jiwa. Sedangkan jumlah kematian sebanyak 307.764 kematian.

Tren tersebut menambah tekanan pada Pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi tantangan demografi jangka panjang sebagaimana dilansir dari The Guardian, Senin (4/1/2021).

Selain itu, Korea Selatan juga menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh masyarakat yang menua dengan cepat dengan tingkat kesuburan terendah di dunia.

“Di tengah angka kelahiran yang menurun dengan cepat, pemerintah perlu melakukan perubahan mendasar pada kebijakan terkait,” ujar Kementerian Dalam Negeri Korea Selatan.

Baca juga: Pria Ini Dibebaskan dari Tuduhan Pembunuhan Hwaseong Korea Selatan Setelah 20 Tahun Dipenjara

Karena populasinya secara keseluruhan menyusut, Korea Selatan juga mengalami peningkatan jumlah orang lanjut usia (lansia).

Negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia tersebut memiliki jumlah warga lansia, yang berusia 60 tahun ke atas, mencapai 24 persen dari total populasi.

Pemerintahan Presiden Moon Jae-in baru-baru ini mengumumkan inisiatif untuk mendorong warganya agar memiliki keluarga yang lebih besar.

Pemerintah memberikan insentif termasuk membayar wanita hamil sebanyak satu kali sebesar 1 juta won (Rp 12 juta) dan tunjangan tunai bulanan untuk anak-anak berusia di bawah 12 bulan.

Tetapi, para kritikus mengatakan langkah-langkah itu tidak banyak membantu mengatasi kendala keuangan yang jauh lebih besar untuk memiliki lebih banyak anak seperti biaya pendidikan dan perumahan yang mahal.

Baca juga: Kecelakaan Kereta Tewaskan Banyak Pasukan Militer Korea Utara, Korea Selatan Dicurigai Dalangnya

Paradigma

Selain tekanan pada keuangan keluarga, beberapa ahli telah menunjukkan meningkatnya pertentangan di antara wanita Korea Selatan untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial.

Para wanita di Korea Selatan enggan hanya bertugas membesarkan anak dan merawat mertua yang menua sementara suami mereka bekerja.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com