PYONGYANG, KOMPAS.com - Kementerian Keamanan Negara Korea Utara mencurigai kecelakaan kereta yang terjadi pada 15 November lalu dan menewaskan 600 orang disebabkan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Pada 15 November, sebuah kereta dilaporkan tergelincir di Provinsi Chagang, Korea Utara, antara stasiun Pusong dan Hoichon.
Sedikitnya 140 personel militer tewas dan lebih dari 230 lainnya cedera dalam kecelakaan itu, termasuk seorang kolonel senior dan kepala departemen politik di akademi militer.
Melansir Express pada Selasa (15/12/2020), Kementerian Keamanan Negara Korea Utara mengklaim mata-mata yang dipekerjakan oleh Badan Intelijen Nasional Korea Selatan dimungkinkan berada di balik kecelakaan itu, meskipun ini belum dikonfirmasi.
Sementara, beberapa warga setempat khawatir mungkin ada alasan lain di balik kecelakaan itu.
Orang-orang juga meyakini "bukan kebetulan bahwa ada kecelakaan mendadak di jalur yang biasa digunakan oleh kereta dari Pyongyang ke Manpo".
Baca juga: Korea Utara Dikabarkan Beli Vaksin Covid-19 Sputnik V dari Rusia
Seorang sumber mengatakan kepada Daily NK, "Ada kerugian besar di gerbong nomor 5, yang berisi petugas penghubung yang dikirim dari atas untuk menyampaikan perintah pelatihan, pasukan komunikasi yang membawa surat militer setiap harinya."
Saat itu "personel kembali ke unit mereka sebelum dimulainya musim dingin pelatihan pada Desember".
Korban yang tewas termasuk komandan departemen teknis dari komando distrik di Provinsi Chagang, seorang kolonel senior berusia 56 tahun dan kepala departemen politik Akademi Militer Lee Jae Sun, seorang kolonel berusia 55 tahun.
"Dengan banyaknya perwira dan tentara yang terbunuh atau terluka saat menjalankan tugas resminya, pihak berwenang dilaporkan menganggap tergelincirnya kereta adalah masalah nasional," ujar sumber tersebut.
Komite partai Provinsi Chagang mengatakan itu adalah "masalah serius".
Mereka juga khawatir kereta diktator Kim Jong Un terlibat dalam kecelakaan itu.
Baca juga: Menlu AS: Serangan Siber Korea Utara Lebih Berbahaya daripada Rusia
Mereka mengatakan kecelakaan itu "bisa merusak keamanan kepemimpinan revolusioner kami seandainya kereta pemimpin Korea Utara Kim Jong Un lewat pada saat itu".
Sumber tersebut juga mengatakan ada kecurigaan bahwa kemungkinan kecelakaan terjadi karena lepasnya paku kereta yang disengaja dijual warga yang kelaparan.
Untuk melacaknya perlu menempuh jarak yang jauh, dingin, tapi menurutnya pihak berwenang tidak akan menyerah untuk menemukan pelakunya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.