Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Kematian Soleimani, Iran Salahkan Jerman dan Negara-negara Lain

Kompas.com - 03/01/2021, 14:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Selain menuduh Amerika Serikat (AS), media pemerintah Iran juga menuduh sejumlah negara karena berperan dalam pembunuhan jenderal top Qasem Soleimani.

Negara-negara yang dituduh Iran terlibat dalam pembunuhan Soleimani adalah Irak, Suriah, Lebanon, Yordania, Kuwait, Qatar, Jerman, dan Inggris.

Soleimani, Komandan Pasukan Quds yang merupakan sayap pasukan elite Garda Revolusi Iran, tewas dalam serangan pesawat nirawak pada 3 Januari 2020 saat mengunjungi Baghdad, Irak.

Menurut DEFA Press, Iran kemungkinan akan menambah daftar negara yang dituding berperan dalam pembunuhan Soleimani ketika proses penyelidikan telah selesai dilakukan.

Baca juga: Momen-momen Eskalasi Konflik AS-Iran Sejak Tewasnya Qasem Soleimani

"Kita harus belajar dari pengalaman ini, yang datang dengan harga yang mahal, dan kita harus melakukan segala upaya untuk menjaga persatuan dan kohesi nasional yang dicapai karena darah para martir," tulis DEFA Press.

Pada Rabu (30/12/2020), jaksa penuntut Ali Alqasimehr mengeklaim bahwa sebuah perusahaan keamanan Inggris dan sebuah pangkalan udara di Jerman memiliki andil dalam pembunuhan Soleimani.

Tanpa memberikan bukti, dia menuturkan bahwa perusahaan jasa keamanan yang berbasis di London, G4S, berperan dalam pembunuhan tersebut sebagaimana dilansir dari DW.

Pemerintah Iran juga menuduh AS telah menggunakan Pangkalan Udara Ramstein di Jerman untuk menargetkan Soleimani.

Baca juga: Profil Qasem Soleimani, Jenderal yang Kematiannya Melemahkan Iran

Iran bersumpah akan membalas dendam

Kepala Garda Revolusi Iran Hossein Salami bersumpah untuk menanggapi setiap tindakan yang diambil musuh.

Komentar itu diucapkannya pada Sabtu (2/1/2021) ketika Salami mengunjungi sebuah pulau di Teluk Persia yang terletak dekat pintu masuk ke Selat Hormuz.

"Kita di sini, hari ini, untuk mengevaluasi dan memastikan kemampuan kuat kita di laut dan melawan musuh yang terkadang membual dan mengancam," kata Salami, menurut Sepahnews.

"Kita akan menanggapi dengan balasan, tegas, dan keras terhadap tindakan apa pun yang akan dilakukan musuh terhadap kami," imbuh Salami memperingatkan.

Baca juga: Sumpah Komandan Iran Lawan Pembunuhan Jenderal Soleimani oleh AS

Pengganti Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds, Esmail Ghaani, mengatakan pada Jumat (1/1/2021) bahwa Iran siap untuk membalas kematian Soleimani.

"Dari dalam rumah Anda sendiri, mungkin akan muncul seseorang yang akan membalas kejahatan Anda," kata Ghaani.

Pernyataan itu diucapkannya pada acara peringatan ulang tahun Universitas Teheran yang disiarkan televisi.

"Kejahatan AS tidak akan menghalangi Pasukan Quds untuk melanjutkan jalur perlawanannya," tambah Ghaani.

Baca juga: Iran Bersumpah Tak Akan Ada Tempat Aman di Bumi bagi Pembunuh Qasem Soleimani

Serangan terhadap instalasi AS

Pemerintahan AS di bawah Donald Trump menuduh Teheran mengatur serentetan serangan baru-baru ini terhadap kepentingan AS di Irak.

Trump memperingatkan Baghdad bahwa AS akan menutup kedutaannya kecuali jika serangan itu dapat dikendalikan.

Pada November, Trump mengumumkan pengurangan pasukan AS di Irak mulai Januari, sebelum dia meninggalkan jabatan sebagai Presiden AS.

Pada Kamis (31/12/2020), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menuduh Trump mencari alasan untuk berperang.

Pasalnya, Trump menyalahkan Teheran atas serangan roket di kedutaan AS di Baghdad pada 20 Desember 2020.

"Iran tidak mencari perang, tetapi akan secara terbuka dan langsung membela rakyatnya, keamanan, dan kepentingan vitalnya," tulis Zarif di Twitter.

Baca juga: Iran Gelar Peringatan Jelang 1 Tahun Kematian Jenderal Qasem Soleimani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com