Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Begini Cara Orang Kulit Hitam Terbunuh" Curhat Dokter Keturunan Afro-Amerika Sebelum Tewas

Kompas.com - 25/12/2020, 16:11 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

INDIANAPOLIS, KOMPAS.com - Seorang dokter keturunan Afro-Amerika di Indianapolis, Amerika Serikat (AS) tewas karena Covid-19 beberapa minggu setelah dia menuduh seorang dokter tidak merawatnya dengan baik karena diskriminasi rasial.

Melansir BBC, Jumat (25/12/2020) dalam video yang direkam dari kasur rumah sakitnya di Indiana University Hospital North, Dr Susan Moore (52) mengatakan dia harus "memohon" untuk mendapatkan perawatan.

An African-American doctor revealed she witnessed racial treatment disparities before dying of COVID. Dr. Susan Moore...

Dikirim oleh New York Daily News pada Kamis, 24 Desember 2020

Baca juga: Menolak Pakai Masker, Mantan Tentara Ini Tewas karena Virus Corona

Dr Moore meninggal dunia keesokan harinya di rumah sakit lokal, Minggu (20/12/2020). Menurut banyak studi, orang kulit hitam memang rawan mendapatkan diskriminasi rasial yang serius.

Sebelumnya, pada 4 Desember, Dr Moore mengungkap penderitaannya melalui Facebook. Dia mengatakan telah diremehkan oleh dokter, yang diungkapkannya berkulit putih, meski dia menangis karena mengalami kesulitan bernapas.

"Dia bahkan tidak memeriksa paru-paruku, dia tidak menyentuhku sama sekali. Dia tidak melakukan pemeriksaan fisik," tulis Moore di Facebook.

Baca juga: 2 Pelajar Asal China di Australia Dipukuli dan Alami Diskriminasi Rasial

Ketika pihak rumah sakit tempat Dr Moore dirawat itu mengeluarkan ucapan belasungkawa atas kematian dokter itu, mereka mengaku ada tuduhan serius soal diskriminasi rasial tapi tidak menyebutkan nama spesifik pasien.

Dr Moore positif Covid-19 sejak 29 November dan mengalami demam tinggi hingga muntah darah. Dia berjuang dapat bernapas dengan baik.

Namun, meski dia seorang dokter, dia berjuang mendapatkan perawatan.

Dr Moore mengatakan dia harus memohon untuk dosis anti-virus Remdesivir dan meminta scan paru-parunya. 

Baca juga: Masalah Rasial di Amerika Serikat Menyentuh Anak-anak Penderita Covid-19

Saat itu, dokter yang memeriksanya mengatakan dia tidak perlu diobati dengan Remdesivir dan dia diminta pulang.

"Dia membuatku merasa, aku seorang pecandu narkoba," ujar Dr Moore dalam video Facebooknya. "Padahal dia tahu saya seorang dokter. Saya tidak konsumsi narkoba. Saya sedang sakit."

Dr Moore lalu meminta dipindah ke rumah sakit lain namun terpaksa kembali setelah tekanan darahnya rendah dan dia mengalami demam.

Baca juga: Dianggap Rasial dan Jadikan Perempuan Obyek Seks, Kemasan Mentega Ini Diganti

"Beginilah caranya orang kulit hitam terbunuh," ujar Dr Moore, "Ketika mereka dikirim ke rumah dan tidak tahu harus berjuang apa buat diri mereka sendiri."

Apa yang dialami Dr Moore memicu protes atas perbedaan perawatan kesehatan di AS terhadap orang kulit hitam.

Virus corona secara tidak proporsional memengaruhi komunitas kulit hitam dan minoritas lainnya di AS. Orang kulit hitam Amerika tiga kali lebih mungkin meninggal karena virus daripada orang kulit putih Amerika.

Baca juga: Saya Ingin Anak-anak Saya Bangga Menjadi Orang Kulit Hitam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com