Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perayaan Natal Thailand, Gajah Santa Sebarkan Pesan tentang Covid-19

Kompas.com - 24/12/2020, 19:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Sebuah sekolah di Thailand memadukan kecintaan pada gajah dengan perayaan Natal di tengah pandemi Covid-19, pada Rabu (23/12/2020).

Empat makhluk raksasa yang berpakaian seperti Santa muncul di sebuah sekolah di luar Bangkok, lengkap dengan topeng besar virus corona.

Anak-anak yang bersemangat dari Sekolah Jirasat Wittaya di Ayutthaya, satu jam perjalanan dari ibu kota, menyambut hewan raksasa itu dengan lagu-lagu Natal. Mereka berbaris untuk melakukan tradisi tahunan, yaitu berfoto dengan Santa Gajah.

Gajah, Sri Mongkon (14 tahun), Sri Raya (6 tahun), Peter (15 tahun), dan Raja Kaew (18 tahun), menggunakan belalainya untuk membawa keranjang berisi masker wajah. Hadiah itu diberikan kepada anak-anak dan pengendara motor di luar sekolah.

Guru bahasa Inggris dan sains, Brett Baxter, mengatakan acara tersebut membawa semacam semangat Natal yang dipadukan dengan cita rasa Thailand.

“Ini luar biasa untuk anak-anak. Ini memadukan dua budaya. Ini bukan hanya tentang Sinterklas ... budaya Thailand berbasis di sekitar gajah,” katanya.

Baca juga: Thailand Gelar Pilkada di Tengah Protes Massa dan Pandemi Covid-19

Ayutthaya, bekas ibu kota Siam, negara yang sekarang dikenal sebagai Thailand, dianggap sebagai tempat kelahiran komunitas Katolik Kerajaan Thailand.

Misionaris Katolik Eropa membangun gereja di tepi Sungai Chao Phraya tiga abad lalu.

Ittipan Paolamai, pengelola istana gajah Ayutthaya tempat merawat hewan-hewan tersebut, mengatakan kunjungan sekolah tersebut sudah berlangsung selama 17 tahun.

"Tahun ini karena pandemi serta wabah baru-baru ini, kami menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kesadaran publik tentang penyebaran Covid-19," katanya kepada AFP.

Thailand, negara berpenduduk 70 juta orang, telah mencatat lebih dari 5.700 infeksi virus korona. Dalam sepekan terakhir lonjakan kasus telah terjadi, dengan lebih dari 1.000 kasus baru terkait wabah di pasar makanan laut Thailand.

Namun tidak semua orang merasa kunjungan sekolah Natal adalah tradisi yang sehat.

Baca juga: Thailand Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19 Terburuk, Berasal dari Klaster Pasar Ikan

Jan Schmidt-Burbach, seorang dokter hewan satwa liar dan penasihat untuk Perlindungan Satwa Dunia, mengatakan membawa gajah ke sekolah, untuk aksi publik semacam ini, perlu dikritisi dan tidak dapat diterima.

"Anak-anak akan menganggap gajah sebagai penghibur dan badut daripada hewan liar secara biologis," katanya kepada AFP.

Menurutnya, pengalaman itu dapat membuat hewan stres, dan selalu ada potensi kecelakaan.

"Pawang gajah harus memastikan dia bisa mengendalikan gajah. Pasalnya, gajah bisa lepas kendali dan melukai, bahkan terkadang membunuh orang."

Tetapi manajer Ittipan mengatakan bahwa makhluk-makhluk itu terlatih dan dirawat dengan baik.

"Saya tidak melihat ini sebagai eksploitasi atau penyiksaan. Kami telah memiliki gajah di provinsi kami untuk pariwisata dan kesadaran sosial sejak lama. Jadi bukan masalah besar melakukan aktivitas dengan mereka seperti pagi ini," kata Ittipan.

Baca juga: Thailand Gelar Pilkada di Tengah Protes Massa dan Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com