Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang Armenia-Azerbaijan 1990-an dan Awal Sengketa Nagorno-Karabakh

Kompas.com - 22/12/2020, 13:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

STEPANAKERT, KOMPAS.com - Dataran tinggi Nagorno-Karabakh awalnya bernuansa damai dan sejuk, dengan kebun anggur, kebun buah-buahan, dan kebun mulberry untuk ulat sutra yang dibudidaya.

Biji-bijian sereal pun ditanam di kawasan yang dikelilingi hutan lebat itu. Sapi, domba, dan babi juga diternakkan.

Selain itu Nagorno-Karabakh memiliki beberapa industri ringan dan banyak pabrik olahan makanan di ibu kotanya, Xankandi, yang sekarang berganti nama jadi Stepanakert.

Baca juga: Kisah Perang: Chuck Yeager, Manusia Pertama yang Menembus Kecepatan Suara

Membentang dari garis puncak Pegunungan Karabakh di Kaukasus Kecil hingga dataran rendah di tepi Sungai Kura, titik tertinggi kawasan ini adalah di puncak Gunung Gyamysh yaitu 3.724 mdpl.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Nagorno-Karabakh diakuisisi oleh Rusia pada 1813, dan pada 1923 pemerintah Soviet menetapkannya sebagai daerah kantong minoritas di Azerbaijan.

Selama beberaka dekade dipimpin Soviet, Nagorno-Karabakh mulai berkembang. Namun situasi berubah sejak 1988 ketika etnis Armenia di sana mulai bergejolak ingin memindahkan yurisdiksinya ke negara kelahiran mereka.

Api dari ledakan di perang Azerbaijan-Armenia terlihat di kota puncak bukit Susha dekat Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh, pada Sabtu (7/11/2020).AP PHOTO Api dari ledakan di perang Azerbaijan-Armenia terlihat di kota puncak bukit Susha dekat Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh, pada Sabtu (7/11/2020).
Azerbaijan sebagai pemilik wilayah menolak, begitu pun dengan pemerintah Soviet. Dari situ, percikan api pertikaian konflik Armenia-Azerbaijan mulai membesar.

Hingga akhirnya, setelah Armenia dan Azerbaijan merdeka usai pecahnya Uni Soviet, genderang perang pun ditabuh kedua negara untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh.

Baca juga: Kisah Perang Anglo-Zanzibar: Baru 2 Menit Sultan Kabur, Istana Hancur, 38 Menit Selesai

Edisi pertama perang Armenia-Azerbaijan

Sebelum perang Azerbaijan-Armenia terbaru berkecamuk pada akhir September 2020, keduanya sudah saling bunuh selama beberapa tahun pada 1990-an.

Menurut pemberitaan Euronews, pada 1-2 Desember 1987 penembakan kepala desa Chardakhly yang dihuni warga Armenia diprotes penduduk setempat, tapi ditindak dengan kekerasan oleh polisi Azerbaijan.

Seorang pria Azerbaijan mengibarkan bendera Azerbaijan dan bendera Turki setelah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengklaim pasukan Azerbaijan telah merebut Shushi, sebuah kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah di bawah kendali etnis Armenia selama beberapa dekade di Baku, Azerbaijan, Minggu (8/11/2020).AP Photo Seorang pria Azerbaijan mengibarkan bendera Azerbaijan dan bendera Turki setelah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengklaim pasukan Azerbaijan telah merebut Shushi, sebuah kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah di bawah kendali etnis Armenia selama beberapa dekade di Baku, Azerbaijan, Minggu (8/11/2020).
Situasi kian menegang ketika pada 13 Februari 1988 para demonstran di Stepanakert menuntut penyatuan kembali Nagorno Karabakah Autonomous Oblast (NKAO) bersatu lagi dengan Republik Sosialis Soviet (SSR) Armenia.

Deputi Rakyat NKAO mengeluarkan resolusi untuk penyatuan kembali dengan Armenia, tetapi tidak ada perwakilan Azerbaijan yang hadir.

Sejumlah besar orang lalu berkumpul di Yerevan untuk mendukung penyatuan kembali NKAO dengan SSR Armenia pada akhir Februari. Aksi itu berujung kericuhan, dan penduduk Armenia di kota Sumgait, Azerbaijan, pun harus mengungsi.

Baca juga: Kisah Perang: Chris Kyle, Sosok di Balik Legenda American Sniper

Badan Tertinggi dari SSR Armenia sempat memberikan persetujuan NKAO kembali ke pelukan Armenia berdasarkan Pasal 70 Konstitusi Uni Soviet, tetapi badan setara di Azerbaijan menolaknya.

Pada 18 Juli 1988, Presidium Tertinggi Uni Soviet juga menetapkan Nagorno-Karabakh harus tetap menjadi bagian Azerbaijan. Moskwa bahkan mengaktifkan tindakan darurat untuk memulihkan ketertiban di NKAO.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com