Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Perang Armenia-Azerbaijan 1990-an dan Awal Sengketa Nagorno-Karabakh

Biji-bijian sereal pun ditanam di kawasan yang dikelilingi hutan lebat itu. Sapi, domba, dan babi juga diternakkan.

Selain itu Nagorno-Karabakh memiliki beberapa industri ringan dan banyak pabrik olahan makanan di ibu kotanya, Xankandi, yang sekarang berganti nama jadi Stepanakert.

Membentang dari garis puncak Pegunungan Karabakh di Kaukasus Kecil hingga dataran rendah di tepi Sungai Kura, titik tertinggi kawasan ini adalah di puncak Gunung Gyamysh yaitu 3.724 mdpl.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Nagorno-Karabakh diakuisisi oleh Rusia pada 1813, dan pada 1923 pemerintah Soviet menetapkannya sebagai daerah kantong minoritas di Azerbaijan.

Selama beberaka dekade dipimpin Soviet, Nagorno-Karabakh mulai berkembang. Namun situasi berubah sejak 1988 ketika etnis Armenia di sana mulai bergejolak ingin memindahkan yurisdiksinya ke negara kelahiran mereka.

Hingga akhirnya, setelah Armenia dan Azerbaijan merdeka usai pecahnya Uni Soviet, genderang perang pun ditabuh kedua negara untuk memperebutkan Nagorno-Karabakh.

Edisi pertama perang Armenia-Azerbaijan

Sebelum perang Azerbaijan-Armenia terbaru berkecamuk pada akhir September 2020, keduanya sudah saling bunuh selama beberapa tahun pada 1990-an.

Menurut pemberitaan Euronews, pada 1-2 Desember 1987 penembakan kepala desa Chardakhly yang dihuni warga Armenia diprotes penduduk setempat, tapi ditindak dengan kekerasan oleh polisi Azerbaijan.

Deputi Rakyat NKAO mengeluarkan resolusi untuk penyatuan kembali dengan Armenia, tetapi tidak ada perwakilan Azerbaijan yang hadir.

Sejumlah besar orang lalu berkumpul di Yerevan untuk mendukung penyatuan kembali NKAO dengan SSR Armenia pada akhir Februari. Aksi itu berujung kericuhan, dan penduduk Armenia di kota Sumgait, Azerbaijan, pun harus mengungsi.

Badan Tertinggi dari SSR Armenia sempat memberikan persetujuan NKAO kembali ke pelukan Armenia berdasarkan Pasal 70 Konstitusi Uni Soviet, tetapi badan setara di Azerbaijan menolaknya.

Pada 18 Juli 1988, Presidium Tertinggi Uni Soviet juga menetapkan Nagorno-Karabakh harus tetap menjadi bagian Azerbaijan. Moskwa bahkan mengaktifkan tindakan darurat untuk memulihkan ketertiban di NKAO.

Armenia meradang tapi coba didamaikan pasukan Soviet yang masuk ke sana.

Januari-Juni 1991 Operacia Kolco atau Operasi Cincin diluncurkan. Milisi Azerbaijan yang didukung militer Soviet mendeportasi orang-orang Armenia dari desa-desa di Karabakh utara.

Belum damai

Beragam upaya ditempuh untuk mencapai perdamaian, tapi tak ada yang membuahkan hasil.

Gencatan senjata yang diinisiasi Grup Minsk juga dilanggar secara berkala, meski di sebagian besar wilayah dipatuhi.

Namun di pemilu itu sangat banyak orang Azerbaijan yang tidak bisa atau tidak mau memberikan suaranya. Pemilu juga diadakan hanya beberapa hari sebelum Uni Soviet pecah.

Azerbaijan menganggap hasil pemilu itu ilegal, dan memutuskan mengakhiri otonomi Nagorno-Karabakh yang diberikan era Soviet.

Armenia lalu datang mendukung separatis, dan perang pun berkecamuk. Sekitar 25.000 nyawa melayang di perang Azerbaijan-Armenia jilid pertama, dan puluhan ribu orang mengungsi.

Perang Armenia-Azerbaijan ini berkecamuk sampai Mei 1994, dan berakhir dengan gencatan sejata yang dimediasi Rusia.

Per 12 Mei 1994 konflik bersenjata di Nagorno-Karabakh reda. Zona demiliterisasi dibentuk untuk membatasi konflik.

Meski isyarat pemulihan hubungan telah digaungkan, bentrokan-bentrokan masih terjadi sepanjang tahun 2010-an

Kini di bawah hukum internasional Nagorno-Karabakh diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi etnis Armenia yang tinggal di sana menolak pemerintahan Azeri.

Meski gencatan senjata telah diteken sejak 1994 dan yang terbaru pada 9 November, secara teknis perang Azerbaijan-Armenia masih terjadi karena belum ada perjanjian damai.

Keduanya masih berebut kawasan itu, yang merupakan lokasi strategis jaringan pipa migas.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/22/132738470/kisah-perang-armenia-azerbaijan-1990-an-dan-awal-sengketa-nagorno

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke