Ada spekulasi jika Paterson membeli kaleng coklat dari pasukan yang bertugas dan seperti banyak tentara lainnya, ia mengirimnya ke Australia.
Ada kisah lain di balik kisah coklat Banjo Paterson yang mengandung kontroversi.
Perusahaan Cadbury di Inggris mengatakan kepada ABC jika permintaan awal tahun 1899 dari Istana Buckingham adalah untuk membuat "70.000 sampai 80.000 pon kaleng coklat… yang dibayar dari uang pribadi (Ratu Victoria)" untuk pasukan di Afrika Selatan.
Menurut memo internal dari Cadbury Brothers, "kakao harus dibuat menjadi pasta dan dipermanis agar siap digunakan dalam kondisi kehidupan kamp dan siap pakai, juga kaleng harus dibuat dan didekorasi secara khusus."
Tetapi pemilik Cadbury adalah pencinta damai dan pada awalnya tidak ingin berurusan, apalagi memasok produk mereka untuk perang Boer.
Baca juga: Kenapa Hargobind Punjabi Dijuluki Ratu Penipu Hollywood? Begini Ceritanya...
Pesanan tersebut kemudian diubah dari kaleng kakao menjadi blok coklat, dan Cadbury pada awalnya menolak untuk mencantumkan namanya di kaleng atau coklat di dalamnya.
Akhirnya Istana memenangkan tarik ulur diplomatik dengan Cadbury, karena Ratu bersikeras jika pasukannya tahu bahwa itu adalah coklat Inggris yang "berkualitas baik".
Dan kualitasnya tampaknya terbukti cukup baik untuk bisa bertahan lebih dari satu abad dengan hanya mengalami sedikit kerusakan.
Kaleng coklat dan kliping koran dari masa Banjo Paterson sebagai koresponden perang, dipegang sendiri oleh Banjo sampai kematiannya pada 1941, kemudian diturunkan dari generasi ke generasi sebelum diakuisisi oleh National Library of Australia tahun lalu.
Sekarang Perpustakaan Nasional Australia ini telah memulai upaya untuk melestarikan dan mendigitalkan koleksi Banjo supaya bisa dibagikan kepada dunia.
Berkat daya tarik "The Banjo", pembiayaan untuk proyek tersebut datang melalui penggalangan dana publik.
Direktur Jenderal NLA Marie-Louise Ayres mengatakan, perpustakaan dengan mudah mengumpulkan 150.000 dollar Australia, atau lebih dari Rp 1.5 miliar untuk katalog dan pelestarian koleksi milik Banjo.
"Setiap tahun kami meminta setiap anggota masyarakat apakah mereka ingin berkontribusi pada sebuah proyek," kata Dr Ayres.
"Makalah Banjo Paterson adalah koleksi ikonik, kami yakin ketika kami pergi ke publik dan meminta bantuan, mereka akan memberikannya dan mereka sudah melakukannya."
Harta karun lain yang dilestarikan dari koleksi Banjo Paterson termasuk versi awal "Waltzing Matilda" dan potret gelatin perak besar yang kemudian direproduksi pada uang kertas Australia pecahan 10 dollar.
Sayangnya, foto itu robek dan rusak karena air di rumah keluarga Banjo dan tentu saja kondisinya lebih buruk daripada coklat Banjo.
Koleksi Banjo Paterson akan tersedia untuk dilihat secara online setelah proyek selesai.
Untuk saat ini, coklat akan disimpan di Perpustakaan Nasional Australia, tersimpan dengan aman di tempat yang sejuk dan kering.
Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Ratu Wilhelmina, Wanita yang Membawa Belanda Lewati 2 Perang Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.