Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Macet Parah, Pengendara di Jepang Habiskan 40 Jam di Jalan

Kompas.com - 19/12/2020, 18:16 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

TOKYO, KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 orang di Jepang menghabiskan malam terjebak di jalan raya dengan mobil mereka. Mereka terjebak kemacetan lalu lintas dengan sedikit makanan atau air selama badai salju lebat.

Melansir CNN pada Jumat (18/12/2020), laporan kemacetan lalu lintas di Jalan Tol Kanetsu yang menghubungkan Tokyo dan Niigata, mulai muncul pada Rabu (17/12/2020).

Pada Kamis dini hari, pihak berwenang telah menutup pintu masuk jalan raya untuk mengurangi penyumbatan.

Nippon Expressway Company (NEXCO), operator jalan raya negara itu menyatakan, kemacetan dimulai setelah sebuah mobil terjebak di salju tebal di tengah jalan raya. Insiden itu kemudian menghentikan lalu lintas.

Baca juga: Badai Salju Hantam Kota-kota di AS, Termasuk New York

Wilayah tengah dan utara negara itu telah dilanda hujan salju lebat pagi itu. Hal ini menyebabkan masalah lalu lintas dan putusnya aliran listrik di beberapa komunitas.

Kemacetan lalu lintas akhirnya terjadi di jalan raya. Puncak kemacetan terjadi pada Kamis malam. Kemacetan meluas hingga 15 kilometer (sekitar 9,3 mil), kata NEXCO kepada CNN.

Beberapa bagian dari jalur lalu lintas yang panjang dapat bergerak perlahan meski tersendat. Tetapi beberapa pengendara tetap tidak beranjak dari tempat yang sama selama lebih dari 40 jam.

Kemacetan berlanjut sampai Jumat (18/12/2020). Jalur dari arah Tokyo terlihat kosong. Tetapi jalur menuju ibu kota masih terhenti. Hingga Jumat siang, masih ada 1.000 mobil yang terjebak macet di lintasan tersebut.

Foto-foto jalan raya menunjukkan antrean panjang mobil yang tidak bergerak. Banyak salju menumpuk di atas dan di sekitar kendaraan mereka. Mereka terdampar di tengah ladang yang tertutup salju.

Baca juga: Jalanan Sekitar Ikon Wisata London, Tower Bridge Alami Kemacetan 1 Jam

Beberapa bantuan terbatas datang pada Kamis (17/12/2020). Petugas tanggap darurat membagikan bola nasi, roti, kerupuk, makanan ringan, dan 600 botol air, serta ribuan liter bensin dan minyak solar.

Tapi itu tidak cukup karena pengemudi terjebak selama berjam-jam dalam cuaca dingin.

"Salju sangat lebat. Seiring berjalannya waktu, mobil-mobil itu terkubur. Saya benar-benar ketakutan," kata seorang pengemudi yang tak disebutkan namanya kepada kantor berita NHK.

"Saya sudah makan semua makanan dan minuman saya. Sekarang, untuk minum air, saya harus mencairkan salju yang saya kumpulkan dalam botol plastik."

Menurut petugas manajemen krisis Niigata, Tsuyoshi Watanabe, seorang wanita berusia 30-an dan seorang pria berusia 60-an dibawa dari kemacetan itu ke rumah sakit. Mereka mengalami masalah pernapasan dan mual pada Kamis (17/12/2020).

Tidak ada insiden fatal atau serius yang dilaporkan sejauh ini.

Baca juga: Ganti Tilang, Polisi Ini Diduga Paksa Pelanggar Lalu Lintas Berhubungan Seks

Watanabe menambahkan bahwa telah meminta Pasukan Bela Diri Jepang dikirim untuk menyediakan air, makanan, bensin, dan toilet portabel, untuk orang-orang yang masih terjebak pada Jumat (18/12/2020). Pasukan itu juga diminta untuk membantu membersihkan salju.

NEXCO juga memperingatkan pengemudi, melalui media sosial dan radio, untuk berhati-hati terhadap risiko keracunan karbon monoksida, saat menunggu di dalam mobil selama berjam-jam.

Perdana Menteri Yoshihide Suga telah bertemu dengan para menteri untuk membahas dampak hujan salju lebat.

Ia menyerukan pejabat lokal untuk bekerja sama memulihkan layanan dan membantu mereka yang terkena dampak, NHK melaporkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com