Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

45 Senjata Nuklir Korea Utara Jangkau Korsel dan Jepang, AS Masih Aman

Kompas.com - 15/12/2020, 07:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang ilmuwan meyakini Korea Utara telah menghasilkan sekitar 45 senjata nuklir, yang dapat menjangkau Korea Selatan dan Jepang, tapi belum dapat sampai ke Amerika Serikat (AS).

Dr Hecker mantan direktur laboratorium senjata Los Alamos Amerika Serikat (AS) dan profesor emeritus di Universitas Stanford, yakin Korea Utara dapat "menjangkau seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang dengan rudal berhulu ledak nuklir."

Namun, Dr Hecker mengatakan roket kelas peluru kendali balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) milik Kim Jong Un membutuhkan lebih banyak pengujian untuk membuatnya "berguna secara militer".

Dia mencatat, "Dengan kata lain, Korea Utara belum memiliki kemampuan untuk mencapai daratan AS dengan ICBM rudal berhulu ledak nuklir, tetapi mereka terus bekerja ke arah itu."

Baca juga: Dilarang Berserikat hingga Berekspresi, Pelanggaran HAM Korea Utara Dikecam AS dan Aliansinya

Mengutip dari Express pada Sabtu (12/12/2020), Dr Hecker menjelaskan gambaran program nuklir Korea Utara yang dihadapi pesiden terpilih Joe Biden.

Berdasarkan perkiraan terbaiknya tentang program nuklir Korea Utara saat ini, bahwa "Kim Jong Un memiliki bahan fisil yang cukup untuk menghasilkan sekitar 45 senjata nuklir (25-48 kg plutonium dan 650-900 kg uranium yang sangat diperkaya)."

Dia yakin bahwa Donald Trump telah "menyia-nyiakan" kesempatan untuk mengakhiri program nuklir Korea Utara dengan meninggalkan KTT 2019 di Hanoi bersama Kim Jong Un.

“Nuklir itu telah dilakukan uji coba, termasuk apa yang kemungkinan besar merupakan perangkat bom hidrogen pada September 2017," ujarnya.

Baca juga: Korea Utara dapat Sanksi Internasional, China Tetap Beli Batubara dari Pyongyang

“Korea Utara telah berhasil melakukan cukup banyak uji coba roket jarak pendek dan menengah, jika digabungkan dengan sejarah uji coba nuklir, memungkinkan untuk menjangkau seluruh Korea Selatan dan sebagian besar Jepang dengan rudal berhulu ledak nuklir," lanjutnya.

Korea Utara dikatakannya telah mendemonstrasikan roket kelas ICBM, tetapi akan membutuhkan lebih banyak uji roket dan lebih banyak uji coba nuklir untuk membuat itu berguna secara militer.

"Dengan kata lain, Korea Utara belum memiliki kemampuan untuk mencapai daratan AS dengan ICBM nuklir, tetapi mereka terus bekerja ke arah itu," ungkapnya.

Pada Oktober, Korea Utara meluncurkan apa yang tampaknya menjadi salah satu rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar di dunia.

Baca juga: Klaim Korea Utara Nol Kasus Covid-19 Dipertanyakan, Adik Kim Jong Un Marah

Dr Hecker menjabat sebagai direktur Laboratorium Nasional Los Alamos, rumah dari fasilitas penelitian senjata nuklir utama di Amerika Serikat, dari 1986 hingga 1997.

Ia juga mantan wakil direktur Pusat Keamanan dan Kerjasama Internasional Stanford.

Pada 2004, dalam kunjungan pertamanya ke Yongbyon, fasilitas nuklir di Korea Utara, ia memegang plutonium dalam toples kaca untuk menentukan keasliannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com