Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaim Korea Utara Nol Kasus Covid-19 Dipertanyakan, Adik Kim Jong Un Marah

Kompas.com - 09/12/2020, 10:39 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Adik Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, Kim Yo Jong mengecam Seoul karena terus mempertanyakan klaim nol virus corona, lapor Associated Press (AP), Rabu (9/12/2020).

Kim Yo Jong yang sangat berpengaruh setelah kakaknya, mengecam Menteri Luar Negeri Korea Selatan karena mempertanyakan klaim Korea Utara bebas virus corona. 

Wanita itu memperingatkan pada Rabu tentang konsekuensi potensial atas komentar Korsel.

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un yang Jabatannya Terus Menanjak

Pada akhir pekan kemarin Menlu Korsel Kang Kyung-wha mengatakan bahwa dia sulit mempercayai Korut yang mengeklaim tidak ada wabah virus di negaranya.

Dia juga menambahkan bahwa Korut tidak memberi respons atas tawaran Korsel untuk bekerja sama mengatasi pandemi.

Pernyataan itu dibalas Kim Yo Jong melalui siaran media pemerintah Korut. “Bisa dilihat dari ungkapan sembrono yang dilontarkannya [Menlu Korsel] tanpa mempertimbangkan konsekuensi bahwa dia terlalu bersemangat untuk mendinginkan hubungan beku antara Korea Utara dan Selatan."

Baca juga: Kim Yo Jong Ubah Kurikulum TK, Namanya “Pendidikan Kejayaan”

“Niat dia [Menlu Korsel] sebenarnya sangat jelas. Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu,” tandas Kim Yo Jong.

Sikap Kim Yo Jong menunjukkan betapa sensitifnya Korea Utara terhadap apa yang dianggap sebagai upaya eksternal yang menodai citranya sebagai penjaga yang melindungi dari pandemi dan dampak ekonomi.

Meski mengeklaim nol kasus virs corona, media pemerintah Korut berulang kali mengampanyekan anti-epidemi dengan mengabarkan penerapan "darurat maksimum" seperti penutupan perbatasan internasional, memulangkan diplomat dan mengisolasi penduduk dengan gejala yang dicurigai mirip corona.

Baca juga: Korea Utara Punya Kamp Karantina Covid-19 Rahasia, 50.000 Orang Dilaporkan Tewas di Sana

Penutupan perbatasan Korea Utara dengan China, mitra dagang terbesarnya telah menghancurkan perekonomian negara yang sudah rapuh itu.

Korea Utara telah mengakui bahwa mereka menghadapi "berbagai krisis" karena pandemi, serentetan bencana alam musim panas lalu, dan sanksi pimpinan AS yang terus-menerus dijatuhkan atas program nuklirnya.

Para pakar mengatakan wabah penyakit besar seperti corona di Korea Utara dapat menyebabkan bencana kemanusiaan karena sistem perawatan kesehatan di negara itu rapuh.

Baca juga: Langgar Aturan Covid-19, Seorang Warga Korea Utara Dieksekusi di Depan Umum

Sementara itu pada pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun berada di Seoul untuk melakukan pembicaraan tentang Korea Utara dan masalah lainnya.

Badan mata-mata Korea Selatan baru-baru ini mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Kim Jong Un telah memerintahkan para diplomat di luar negeri untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat memprovokasi AS karena khawatir tentang pendekatan baru dari Presiden terpilih Joe Biden terhadap Korea Utara.

Beberapa pengamat mengatakan Korea Utara masih bisa melakukan sesuatu yang provokatif untuk menarik perhatian Biden dan menciptakan peluang untuk memulai kembali perundingan nuklir yang macet di mana Korut bisa saja memenangkan konsesi.

Baca juga: Sumber Korsel Sebut Kim Yo Jong Kemungkinan Telah Ambil Alih Kuasa Korut Saat Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com