SEOUL, KOMPAS.com - Warga Korea Selatan meneriakan hinaan dan melemparkan telur kepada seorang narapidana pemerkosaan anak yang telah bebas dari hukuman 12 tahun penjara di Seoul selatan pada Sabtu (12/12/2020).
Otoritas penegak hukum mengikat Cho Doo-soon yang berusia 69 tahun dengan gelang kaki elektronik dan mengantarnya ke rumahnya di dekat Ansan.
Di sana pihak berwenang telah menambahkan dan meningkatkan kamera keamanan serta berjanji akan memantau sepanjang waktu seorang pria yang masih dipandang penduduk sebagai ancaman bagi komunitas mereka.
Melansir Associated Press pada Sabtu (12/12/2020), Cho dihukum karena menculik dan memperkosa seorang gadis berusia 8 tahun di kamar mandi gereja di Ansan pada 2008 dalam serangan brutal yang membuatnya menderita luka parah dan berkepanjangan.
Kasus tersebut mengejutkan dan membuat ngeri seluruh warga dan memicu curahan simpati publik untuk gadis itu, yang menginspirasi film hit pada 2013 berjudul "Hope".
Sekitar satu juta orang sejak 2017 menandatangani beberapa petisi online kepada presiden yang menentang pembebasan Cho, yang telah ditakuti oleh penduduk di Ansan selama bertahun-tahun.
Puluhan pengunjuk rasa, memegang tanda bertuliskan "Cho Doo-soon pergilah ke neraka" dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pengebirian atau eksekusi.
Mereka berkumpul berjam-jam di depan penjara pada Sabtu pagi (12/12/2020) di tengah banyaknya petugas polisi.
Para polisi membubarkan beberapa aksi protes warga yang memblokir sementara jalur ke penjara, yang tampaknya menunda pembebasan Cho sekitar setengah jam.
Demonstran melemparkan telur dan benda lain ke mobil van yang membawa Cho diapit petugas. Mobil polisi meluncur keluar dari gerbang penjara sekitar pukul 06.45.
Baca juga: Reynhard Sinaga, Pelaku Pemerkosaan Terbesar Inggris, Bisa Menghabiskan Hidupnya di Penjara
Cho berambut abu-abu, mengenakan ballcap dan masker wajah putih, kemudian tiba di kantor percobaan di Ansan di tengah rentetan flash kamera saat petugas mendaftarkan alat pelacaknya.
Dia tidak menjawab pertanyaan wartawan apakah dia bertobat, tetapi membungkuk 2 kali sebelum diantar pulang.
Dalam jumpa pers pada Sabtu pagi, petugas Ko Jeong-dae menceritakan tentang Cho yang mengatakan kepada para petugas bahwa dia "melakukan kejahatan yang akan membuat marah dewa dan manusia".
Ungkapan itu menggambarkan kekejaman yang tidak dapat diampuni.
Ko juga mengutip perkataan Cho yang mengatakan dia telah merenungkan kejahatannya dan menawarkan permintaan maaf kepada korban.
Baca juga: Buntut Kasus Pemerkosaan Gadis Dalit, 5 Polisi India Diskors