KOMPAS.com - Berita 2 polisi yang diduga memalak sepasang kekasih yang pacaran, memerkosa dan paksa keduanya berhubungan seks yang direkam, menjadi berita terpopuler pertama dalam daftar artikel kanal global pada Selasa (8/12/2020).
Sementara, berita populer selanjutnya tentang China yang berhasil menyalakan reaktor fusi nuklir bernama HL-2M Tokamak yang mereka sebut sebagai " matahari buatan" yang menjadi tonggak bersejarah, meski sebutan itu kurang tepat.
Berita selengkapnya, Anda dapat menyimaknya di daftar artikel populer global sepanjang Selasa (8/12/2020) di bawah ini:
Sebanyak dua polisi diduga telah melakukan tindak kriminal kepada sepasang kekasih di Pengkalan Chepa, Malaysia.
Diwartakan Berita Harian pada Selasa (8/12/20), diduga kedua polisi tersebut telah memalak dan memerkosa perempuan dari sejoli berusia 20-an tahun tersebut.
Tidak hanya itu, kedua korban juga dipaksa melakukan hubungan seks dan direkam oleh dua polisi tadi.
Baca selengkapnya di sini.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] China Nyalakan Matahari Buatan | Trump Paksa Gubernur Georgia Mendukungnya
China berhasil menyalakan reaktor fusi nuklir bernama HL-2M Tokamak yang mereka sebut sebagai " matahari buatan" untuk pertama kalinya.
Kabar tersebut disampaikan oleh media pemerintah pada Jumat (4/12/2020), sebagaimana dilansir AFP.
Reaktor tersebut menggunakan medan magnet yang kuat untuk memadukan plasma panas dan dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat celsius, menurut surat kabar People's Daily.
Itu berarti, panas yang dihasilkan reaktor tersebut kira-kira 10 kali lebih panas dari inti matahari yang suhunya sekitar 15 juta derajat celsius.
Baca selengkapnya di sini.
Sebuah logam monolit misterius ditemukan di Belanda, setelah benda asing serupa juga ditemukan di Amerika Serikat (AS), Romania, dan Inggris.
Para pendaki menemukan logam misterius itu pada Minggu (6/12/2020) di lahan pribadi dekat cagar alam Kiekenberg, provinsi Friesland, kata juru bicara Komisi Kehutanan Belanda, Imke Boerma.
"Kami tahu itu mungkin ditempatkan akhir pekan ini, karena beberapa pejalan kaki yang berjalan ke sana menemukannya, tapi kami tidak tahu bagaimana bisa ada di sana," terang Boerma kepada AFP.