Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Kesehatan AS Sarankan Napi Jadi Prioritas Vaksin Covid-19

Kompas.com - 05/12/2020, 12:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perkumpulan dokter terbesar di Amerika Serikat (AS), American Medical Association, menyarankan supaya orang-orang yang dipenjara diprioritaskan dalam menerima akses ke tahap awal distribusi vaksin Covid-19 setelah dinyatakan efektif, melansir ABC NEWS pada Jumat (4/12/20).

Minggu lalu, Komite Penasihat Federal sudah memberi rekomendasi agar petugas kesehatan, penghuni panti jompo, dan staf menjadi yang pertama menerima vaksin corona.

Diskusi selanjutnya beralih ke siapa yang harus antre berikutnya, karena persediaan awal tetap terbatas. Kelompok dokter terbesar di AS itu kemudian menyarankan agar narapidana harus menjadi urutan teratas selanjutnya.

Berbagai faktor membuat penjara menjadi hotspot penyebaran virus corona. Banyak penjara yang selalu penuh sesak dan dengan toilet serta kamar mandi bersama.

Kebersihan dasar yang lebih sulit dijaga di penjara membuat wabah penyakit menular lebih mungkin terjadi. Risiko terkena Covid-19 di penjara adalah 5,5 kali lebih tinggi pada populasi umum, menurut JAMA, jurnal peer-review AMA.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna Akan Siap 100 Juta Dosis pada Awal 2021

Beberapa wabah Covid-19 di AS muncul di penjara. Salah satunya di fasilitas negara bagian San Quentin California yang menginfeksi 75 persen dari populasi penjara dan menewaskan 28 orang. Lokasi itu menjadi tempat sumber Covid-19 merebak musim panas ini.

"Ini kelompok yang sangat penting, karena penjara berulang kali menjadi fokus infeksi, tidak hanya di antara narapidana tetapi di antara orang-orang yang merawat mereka," kata Dr William Schaffner, profesor penyakit menular di Sekolah Kedokteran Vanderbilt University .

Sejak dimulainya wabah AS, setidaknya 197.659 orang di penjara telah terjangkit Covid-19 dan 1.454 meninggal, menurut Proyek Marshall, yang melacak data penjara dari semua 50 negara bagian dan dari Biro Penjara Federal.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menilai, selain risiko dari kapasitas yang padat, penjara menjadi tempat bagi orang yang rentan.

Pemenuhan kebutuhan dasar mereka juga di bawah standar masyarakat pada umumnya. Jadi narapidana lebih berisiko mengalami komplikasi parah atau kematian jika mereka tertular virus.

Hukuman seumur hidup juga membuat populasi ada yang berusia tua, kelompok lain yang berisiko lebih besar. Sekitar satu dari lima tahanan federal berusia 51 tahun atau lebih, menurut Biro Penjara Federal.

“Pasien di panti jompo ditempatkan di garis depan untuk akses vaksin itu masuk akal,” kata Leo Beletsky, seorang profesor ilmu hukum dan kesehatan di Universitas Timur Laut.

"Tetapi banyak orang di penjara yang memiliki usia dan status kesehatan yang sama dengan orang-orang di panti jompo.Orang-orang sebenarnya menyebut mereka 'panti jompo dengan bar'," tambah Beletsky.

Baca juga: Uni Eropa Kritik Inggris karena Dianggap Terburu-buru Setujui Vaksin Covid-19

Akan tetapi tidak semua sepakat. Berapa pembuat keputusan ada juga yang tidak sependapat dengan ide narapidana jadi prioritas vaksin virus corona yang masih terbatas.

"Tidak mungkin vaksin itu masuk ke tahanan sebelum jatuh ke orang yang tidak melakukan kejahatan apa pun," kata Gubernur Colorado Jared Polis kepada wartawan, Selasa.

Pakar kesehatan masyarakat berpendapat bahwa seruan untuk memvaksinasi orang-orang di penjara adalah logis dan didukung oleh sains.

"Saya melihat penjara mirip dengan pabrik pengepakan daging dan fasilitas perawatan jangka panjang," kata Schaffner. "Mereka menyatukan orang untuk waktu yang lama di dalam ruangan."

Selain itu, penjara itu sangat rapuh. Petugas keamanan yang terinfeksi oleh narapidana dapat dengan cepat menyebarkan virus di rumah.

Letak penjara yang umumnya di daerah pedesaan juga memiliki akses lebih sedikit ke rumah sakit. Adapun sumber daya perawatan kesehatan di tempat lain sudah terkuras.

Rekomendasi untuk memvaksinasi penjara lapisan semakin meningkat. Menurut lebih dari 40 draf proposal yang ditinjau oleh Proyek Penjara Covid dan Proyek Marshall, setidaknya enam negara bagian memasukkan orang-orang yang dipenjara dalam fase 1 distribusi vaksin mereka, bersama dengan perawatan kesehatan dan pekerja penting.

Baca juga: Sri Lanka Bebaskan Tahanan Usai Kerusuhan Penjara Mematikan akibat Covid-19

Banyak juga negara bagian memasukkan orang dipenjara sebagai "populasi kritis" yang akan menerima vaksin Covid-19 pada fase 2.

Namun di dalam Biro Penjara sendiri, dokumen internal yang diperoleh Associated Press mengungkapkan bahwa jatah awal vaksin Covid-19 yang dikirim ke sistem penjara federal akan "disediakan untuk staf".

"Dari sudut pandang etis dan epidemiologis, tidak masuk akal hanya memprioritaskan staf penjagai orang di balik jeruji besi," kata Beletsky.

"Ini semata-mata soal cara pandang terhadap mereka yang berada di balik jeruji, bahwa mereka lebih rendah dari orang lain. Tidak ada dasar ilmiah untuk itu."

"Orang bilang mereka tidak pantas mendapatkannya. Mereka adalah tahanan. Mereka telah kehilangan hak mereka untuk dilindungi. Saya tidak percaya itu," kata Arthur Caplan, direktur pendiri Divisi Etika Medis Universitas New York.

"Di banyak negara bagian tidak ada yang mengatakan bahwa orang-orang ini harus mati."

Baca juga: Vaksin Corona: 3 Eks Presiden AS Mau Disuntik secara Terbuka untuk Contoh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com