WASHINGTON. KOMPAS.com - Sebuah penelitian yang dirilis pada Kamis (3/12/20) menunjukan vaksin Covid-19 buatan Moderna membangun sistem kekebalan manusia, dan menghasilkan antibodi kuat setidaknya selama tiga bulan.
Vaksin Moderna sebelumnya disebut memiliki kemanjuran 94 persen.
Para peneliti di National Institute for Allergies and Infectious Diseases (NIAID), yang bersama-sama mengembangkan vaksin corona tersebut, mempelajari respons imun dari 34 peserta dewasa, tua dan muda, dari tahap uji klinis pertama.
Dalam tulisan di New England Journal of Medicine, mereka mengatakan sudah diduga bahwa antibodi yang menghentikan virus SARS-CoV-2 menyerang sel manusia akan sedikit menurun dari waktu ke waktu, tapi antibodi tetap meningkat pada semua peserta 3 bulan setelah vaksinasi penguat diberikan.
Baca juga: Facebook Akan Hapus Klaim Palsu soal Vaksin Covid-19
Vaksin virus corona yang disebut mRNA-1273 ini akan diberikan dalam dua suntikan dengan selang waktu 28 hari.
Jumlah antibodi Covid-19 pada subyek penelitian memudar dari waktu ke waktu. Namun hal itu dinilai tidak serta merta menimbulkan kekhawatiran.
Direktur NIAID Anthony Fauci dan para ahli lainnya mengatakan, sangat mungkin bahwa sistem kekebalan akan mengingat virus jika terpapar kembali nanti dan kemudian menghasilkan antibodi baru.
Penelitian itu menunjukkan vaksin Moderna akan mengaktifkan jenis sel kekebalan tertentu yang membantu menimbulkan proses yang disebut respons memori. Namun hal ini baru benar-benar dapat dipastikan setelah penelitian jangka panjang dilakukan.