Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindahkan Pengungsi Rohingya, Pemerintah Bangladesh Tuai Kontroversi

Kompas.com - 03/12/2020, 20:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

"Saudaraku hilang selama dua hari terakhir. Kami kemudian mengetahui bahwa dia sekarang di sini (kamp transit), dari mana dia akan dibawa ke pulau itu. Dia tidak akan pergi dengan sukarela," kata Ahmed.

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bangladesh mengeluarkan pernyataan singkat pada hari Kamis yang mengatakan pihaknya tidak terlibat dan memiliki informasi terbatas.

Dikatakan, PBB tidak diizinkan secara independen untuk menilai keamanan, kelayakan, dan keberlanjutan pulau itu sebagai tempat tinggal.

Dikatakan bahwa para pengungsi harus dapat membuat keputusan yang bebas dan terinformasi tentang relokasi. Begitu berada di sana, mereka juga harus memiliki akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan dan dapat pergi jika mereka mau.

Baca juga: Nasib Kelompok Rohingya Setelah 3 Tahun Eksodus dari Tanah Kelahiran

Fasilitas lebih baik?

Namun Menteri Luar Negeri Bangladesh A.K. Abdul Momen menyebut, klaim kelompok hak asasi itu sebagai kebohongan. Menurutnya fasilitas di pulau itu jauh lebih baik daripada di kamp-kamp.

Pemerintah Bangladesh telah memutuskan untuk membawa sekitar 23.000 keluarga ke Bhashan Char secara sukarela.

"Kamp-kamp saat ini sangat padat ... Mereka pergi secara sukarela," katanya seperti dikutip AFP.

Beberapa aktivis hak lokal mengatakan beberapa keluarga telah setuju untuk pindah ke pulau itu karena situasi hukum dan ketertiban yang berlaku di kamp-kamp tersebut.

Setidaknya tujuh orang Rohingya tewas dan banyak rumah dibakar beberapa bulan terakhir dalam serangan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis Rohingya.

Sejak Mei, pulau tersebut telah menjadi rumah bagi 306 pengungsi Rohingya yang dicegat dari kapal di jalur laut berbahaya menuju Malaysia dan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com