Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Belarus Isyaratkan untuk Mundur

Kompas.com - 28/11/2020, 14:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko memberikan isyarat untuk mundur, setelah berbulan-bulan didemo rakyatnya berkaitan dugaan kecurangan pada pemilu.

Lukashenko yang sudah berusia selama 26 tahun terakhir berkata, dia mendukung perubahan konstitusi untuk melemahkan presiden selanjutnya.

Dia menuturkan "tidak akan menjadi presiden" jika perubahan konstitusi itu disetujui, namun tidak memberi detil kapan dia bakal mundur.

Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa

Pada Kamis (26/11/2020), Rusia yang merupakan sekutu utama Lukashenko sekali lagi memintanya untuk mendukung reformasi konstitusi.

Pesan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov saat mengunjungi sang presiden di ibu kota Minsk, dilansir BBC Jumat (27/11/2020).

Ucapan Alexander Lukashenko mendapatkan komentar sinis dari oposisi, yang menyatakan bahwa pemilu presiden 9 Agustus telah dicurangi.

Oposisi menyebut ucapan Lukashenko taktik untuk mengulur waktu, dan meminta Presiden Belarus berusia 66 tahun itu agar mengundurkan diri.

Sejak pemilu 9 Agustus, sejumlah figur oposisi ditahan, dengan tokoh lainnya, seperti Svetlana Tikhanovskaya, terpaksa mengungsi.

Polisi Belarus disorot dan dituding menggunakan cara-cara brutal saat menangkapi demonstran dalam unjuk rasa yang terjadi di Minsk.

Baca juga: Demo Pemilu Belarus Makin Ricuh, Polisi Ancam Tembak Demonstran

Apa yang Lukashenko katakan?

Pada Jumat, Lukashenko mengatakan bahwa konstitusi negara harus mengalami amendemen untuk mengurangi kekuasaan presiden yang cukup besar.

Menurutnya, jika sistem negara yang ada saat ini kepada sosok yang "tidak diketahui", maka negara bekas bagian di Uni Soviet itu bakal mengalami masalah.

Dia kemudian menekankan bahwa reformasi konstitusi, jika disahkan, tidak akan terjadi pada dirinya. Sebab, dia tak akan lagi jadi presiden.

Karena tidak kunjung memberikan kepastian kapan agenda itu bakal dilaksanakan, Lukashenko mendapatkan tekanan dari "Negeri Beruang Merah".

Baca juga: Presiden Belarus Hari Ini Temui Putin untuk Minta Dukungan Amankan Kekuasaan

Dalam kunjungan ke Minsk, Menlu Lavrov mengingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin "sangat menekankan" keinginan agar reformasi segera dilakukan.

Wartawan BBC Sarah Rashford dari Moskwa memaparkan, pernyataan itu bisa menjadi tanda bahwa Lukashenko siap memetakan jalannya keluar dari kekuasaan.

Namun, Rashford mencatat bahwa Lukashenko dikenal sebagai sosok yang tidak bisa diprediksi, dan siap putar balik jika ada momen yang menguntungkan dirinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com