"Tak ada yang tahu, selain keluarga saya."
"Saya agak malu, saya ada semacam hidup kedua ini. Saya mulai menulis blog dan saya agak khawatir apa yang akan dipikirkan orang."
"Saya tidak beritahu teman satu kos sampai tahun kedua tinggal bersama mereka...mereka tak tahu apa yang saya lakukan."
Wartawan, Treveor Clawson, yang banyak menulis tentang pengusaha teknologi dan perusahaan yang berkembang cepat, mengatakan rahasia yang dipegang Adnan sering dilakukan di antara para pengusaha muda.
"Ada sejumlah alasan di balik ini, untuk tetap merendah pada tahun-tahun awal," kata Clawson.
"Takut dikritik bisa menjadi faktor. Kritikan teman untuk satu gagasan yang masih dikembangkan, juga bisa membuat pengusaha membicarakan ide-ide mereka dengan teman-teman mereka."
Adnan sendiri mengatakan ia perlu waktu sebelum bercerita tentang bisnisnya.
"Saya merasa kalau saya cerita, teman-teman tak begitu mengerti dan tertarik juga."
Ia mengatakan ia ingat momen saat mulai bercerita tentang bisnisnya, Car Throttle kepada teman satu kos, namun ternyata tanggapannya, berbeda dari yang ia perkirakan.
"Saya bilang, saya punya sesuatu yang besar. Saya punya situs, dan saya ingat teman saya bilang, 'jadi gimana?', bukan satu hal yang menarik untuk dia," cerita Adnan.
Angka "juta"datang cepat
Adnan mengatakan dia ingat keuntungan dalam jumlah "juta" (dalam poundsterling atau miliaran dalam rupiah), mulai muncul di catatan keuangannya.
"Angka juta datang cepat, pada 2013, 2014, dalam bentuk valuasi bisnis, dan mendapatkan angka satu juta pertama dalam pendapatan, satu juta pertama orang yang langganan YouTube, dan angka satu juta pertama pengikut kami di Facebook...kami berkembang cepat," katanya.
Ia menjual Car Throttle pada 2019 ke Dennis Publishing, setelah berhasil membangun pengikut lebih dari 15 juta dan 2,5 miliar orang yang menonton video.
Douglas McCabe, pakar teknologi dan media serta pemimpin eksekutif Enders Analysis, mengatakan bisnis Adnan, bukanlah situs penting tentang mobil namun berhasil mendapat penonton yang besar.