Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Pfizer, Vaksin Covid-19 Sputnik V Milik Rusia Diklaim Efektif 95 Persen

Kompas.com - 24/11/2020, 21:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 milik Rusia, Sputnik V, diklaim efektif hingga 95 persen berdasarkan analisis data uji klinis interim kedua.

Klaim itu muncul setidaknya sepekan setelah raksasa farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer, juga menyatakan efektivitas vaksinnya mencapai 95 persen.

Berdasarkan pernyataan dari pengembangnya, vaksin sebanyak dua dosis itu akan tersedia gratis bagi warga "Negeri Beruang Merah".

Baca juga: Saat Efektivitas Vaksin Pfizer Diklaim Mencapai 95 Persen...

Sementara untuk pasaran internasional, vaksin Covid-19 Sputnik V itu bakal dijual dengan harga kurang dari 10 dollar AS (Rp 141.748) per dosis.

Disebutkan obat itu bisa disimpan di tempat dengan suhu antara 2-8 derajat Celsius, daripada suhu di bawah nol seperti yang disyaratkan vaksin lain.

Klaim itu diberikan melalui pernyataan bersama antara Kementerian Kesehatan Rusia, pusat penelitian Gamaleya selaku pengembang, dan Dan Investasi Langsung Rusia (RDIF).

Dilansir AFP Selasa (24/11/2020), klaim efektivitas hingga 95 persen muncul setelah mereka melihat data awal yang didapat 42 hari setelah dosis pertama.

Ketiga lembaga itu menyatakan, vaksin itu menunjukkan keampuhan 91,4 persen 28 hari setelah dosis pertama, dan didapat pada 39 kasus.

Sekitar 42 hari kemudian, setelah peneliti melakukan penyuntikkan dosis kedua, data menunjukkan efektivitas meningkat hingga 95 persen.

Baca juga: Erick Thohir Beberkan Alasan Pemerintah Tidak Pilih Vaksin Covid-19 Pfizher dan Moderna

Meski begitu, klaim itu menyertakan bukti berupa berapa banyak kasus Covid-19 yang mereka tangani hingga mengambil kesimpulan tersebut.

"Analisis kedua dilakukan sepekan setelah relawan mendapat dosis kedua, di mana mereka bereaksi atas dua dosis itu," kata Direktur Gamaleya, Alexander Gintsburg.

Dia menerangkan bahwa pihaknya memprediksi bahwa tingkat keampuhan obat melawan virus corona itu bisa lebih tinggi tiga pekan setelah dua kedua.

Gintsburg mengeklaim bahwa terdapat 22.000 relawan yang mendapat suntikan dosis pertama, dan 19.000 sukarelawan untuk injeksi kedua.

Selain di Rusia, Gintsburg menerangkan bahwa uji coba terhadap Sputnik V juga dilaksanakan di negara lain seperti Uni Emirat Arab, Belarus, maupun Venezuela.

Baca juga: BPOM Targetkan Januari Beri Izin Vaksin Sinovac, Ini Kata Epidemiolog

Pada Agustus, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan vaksin virus corona. Namun, pendaftaran itu dilakukan di tengah uji coba klinis skala besar.

Kemudian Oktober lalu, Presiden Vladimir Putin mengumumkan mereka sudah mendaftarkan obat kedua, diberi nama EpiVacCorona.

Pekan lalu, Putin menuturkan dia sudah membuat perjanjian dengan China dan India mengenai manufaktur, dan tengah melobi Brasil serta Afrika Selatan.

Selain "Negeri Beruang Merah", pada pekan lalu Pfizer menegaskan bahwa vaksin mereka mendapatkan efektivitas hingga 95 persen.

Data pada uji klinis menunjukkan bahwa vaksin tersebut mencegah bentuk Covid-19 yang ringan dan parah menurut perusahaan itu.

Baca juga: Kabar Baik, Kandidat Vaksin Corona AstraZeneca Dilaporkan 90 Persen Efektif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com