Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum 2 Jasad Warga Pompeii, Ini Temuan Benda-benda Lain di Sisa Ledakan Vesuvius

Kompas.com - 23/11/2020, 07:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

POMPEII, KOMPA.com - Sisa-sisa jasad dua laki-laki yang sekitar 2.000 tahun lalu tewas dalam letusan gunung berapi yang menghancurkan Kota Pompeii pada era Romawi kuno baru saja ditemukan sekelompok arkeolog.

Salah satu jasad itu diperkirakan dulunya merupakan seseorang berstatus sosial tinggi, sedangkan satu lainnya diyakini merupakan budak.

"Mereka mungkin mencari perlindungan dari letusan ketika mereka tersapu material gunung," kata Direktur Taman Arkeologi Pompeii, Massimo Osanna.

Baca juga: 2 Jasad Penduduk Pompeii Ditemukan, Diyakini Sebagai Tuan dan Budaknya


Pompeii dilanda letusan gunung berapi Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi.

Abu vulkanik gunung itu mengubur Pompeii. Peristiwa itu seperti membekukan kota dan penduduknya serta menjadikannya sumber arkeologi yang begitu kaya.

Kedua jasad ditemukan pada bulan November ini dalam proyek penggalian sebuah vila besar di pinggiran kota kuno Pompeii.

Herculaneum, kota di era Romawi kuno, juga terkubur materi vulkanik dari letusan Vesuvius.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Herculaneum, kota di era Romawi kuno, juga terkubur materi vulkanik dari letusan Vesuvius.
Pimpinan proyek arkeologi itu mengatakan, jasad laki-laki kaya itu berusia antara 30 dan 40 tahun. Sisa-sisa jubah wol yang hangat ditemukan di bawah lehernya.

Baca juga: [Video] Jasad Majikan dan Budak Korban Erupsi Gunung Vesuvius Ditemukan di Pompeii

Adapun satu jasad lainnya diperkirakan laki-laki berusia antara 18 dan 23 tahun. Tulang belakang yang patah menunjukkan bahwa dia dulunya budak yang melakukan pekerjaan kasar.

"Ini adalah kematian karena sengatan panas, seperti yang juga ditunjukkan oleh kaki dan tangan mereka yang terkepal," kata Osanna kepada wartawan.

Ia menggambarkan penemuan itu sebagai "kesaksian yang luar biasa" dari kejadian pagi hari saat letusan terjadi 2.000 tahun lalu.

Pekerjaan penggalian berlanjut di situs arkeologi, yang terletak di dekat Napoli, tetapi tetap tertutup untuk wisatawan karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Percaya Kena Kutukan, Banyak Turis Kembalikan Barang Curian ke Pompeii

Dua jasad ini diperkirakan dulu tengah berusaha melarikan diri dari letusan besar Gunung Vesuvius, menurut para arkeolog.EPA via BBC INDONESIA Dua jasad ini diperkirakan dulu tengah berusaha melarikan diri dari letusan besar Gunung Vesuvius, menurut para arkeolog.
Penggalian kota kuno Pompeii selama ini mengungkap berbagai jejak kehidupan sebelum letusan besar Gunung Vesuvius. Arkeolog menemukan jasad manusia, binatang, hingga harta benda penduduk kota tersebut.

Pada Agustus 2019, arkeolog menemukan barang-barang yang mereka yakini dulunya milik seorang penyihir, antara lain berupa jimat, manik-manik, dan cermin.

Sisa-sisa tubuh kuda berpelena ditemukan di lokasi bekas tempat tinggal petinggi Kerajaan Romawi.EPA via BBC INDONESIA Sisa-sisa tubuh kuda berpelena ditemukan di lokasi bekas tempat tinggal petinggi Kerajaan Romawi.
Sementara itu pada Desember 2018, sisa-sisa tubuh kuda yang masih berpelana ditemukan arkeolog. Temuan itu digali di lokasi yang diyakini pernah ditinggali seorang petinggi Romawi.

Kuda itu, kata para arkeolog, dipersiapkan untuk pergi, mungkin untuk membantu menyelamatkan penduduk dari letusan Gunung Vesuvius.

Baca juga: Reruntuhan Pompeii Ungkap Daur Ulang Sampah Sudah Dilakukan sejak Romawi Kuno

Jasad kuda itu dianggap para arkeolog sebagai salah satu temuan langka dan penting dalam mengungkap kehidupan sebelum letusan Vesuvius.

Kuda ini, kata para arkeolog, dipersiapkan untuk pergi, mungkin untuk membantu menyelamatkan penduduk dari letusan Gunung Vesuvius.EPA via BBC INDONESIA Kuda ini, kata para arkeolog, dipersiapkan untuk pergi, mungkin untuk membantu menyelamatkan penduduk dari letusan Gunung Vesuvius.
Januari lalu, sekelompok peneliti menyebut panas ekstrem dari letusan Gunung Vesuvius mengubah otak seorang korban menjadi kaca.

Lewat penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, para akademisi itu menyebut pecahan bahan kaca hitam diekstraksi dari tengkorak korban letusan gunung itu.

Para peneliti di balik penelitian tersebut percaya bahwa materi hitam itu adalah sisa-sisa vitrifikasi otak si pria.

Baca juga: Ambil Ubin Mosaik Pompeii, Turis Inggris Ditahan Polisi Italia

Vitrifikasi, demikian tertulis hasil studi itu, adalah proses ketika sebuah material dibakar dengan panas tinggi dan didinginkan dengan cepat, mengubahnya menjadi kaca atau glasir.

"Pelestarian sisa-sisa otak manusia zaman dulu adalah penemuan yang sangat langka," kata Pier Paola Petrone, antropolog forensik di Universitas Naples Federico II saat itu.

"Ini adalah penemuan pertama dari sisa-sisa otak manusia purba yang dibekukan oleh panas."

Baca juga: Sebelum Musnah, Pompeii Kota Ramai dan Penuh Resto Siap Saji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com