Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Trump Membalik Hasil Pemilu Amerika? Begini Aturannya...

Kompas.com - 21/11/2020, 14:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Hampir dua pekan sejak Joe Biden diproyeksikan sebagai pemenang pilpres AS, Donald Trump masih belum mengaku kalah. Apakah ia punya rencana untuk membalikkan hasilnya?

Strategi hukum sang presiden untuk menentang hasil pemilu AS sepertinya tidak diacuhkan di pengadilan-pengadilan "Negeri Paman Sam".

Tim Trump masih belum mendapatkan kemenangan berarti, pun belum dapat membuktikan adanya kecurangan pemilu yang meluas, setelah mengajukan puluhan gugatan hukum.

Baca juga: Akankah Donald Trump Akhiri Tradisi Akui Kekalahan Pilpres AS?

Pengacara utamanya, mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, berkata pada Kamis (19/11/2020) bahwa tim kampanye Trump mencabut gugatan hukumnya di Michigan, tempat Biden memenangkan lebih dari 160.000 suara.

Di Georgia, negara bagian itu telah mensertifikasi hasil penghitungan suara yang memberi Biden keunggulan sebesar lebih dari 12.000 suara, setelah mereka melakukan penghitungan manual pada hampir lima juta surat suara.

Setelah jalan untuk mempertahankan jabatannya tertutup rapat, Presiden Trump tampaknya mengganti strategi untuk membalikkan hasil pilpres Amerika Serikat, dari strategi legal yang peluang suksesnya rendah ke strategi politik yang peluang suksesnya lebih rendah lagi.

Penjabaran strategi Trump, langkah demi langkah

Inilah yang mungkin akan ia lakukan:

  1. Memblokir proses sertifikasi suara di sebanyak mungkin negara bagian, baik melalui gugatan hukum maupun dengan mendorong pejabat dari partai Republik untuk mengajukan keberatan
  2. Meyakinkan badan legislatif yang dikuasai partai Republik di negara-negara bagian yang dimenangkan Biden dengan selisih suara tipis, untuk menolak hasil pemungutan suara karena telah ternoda oleh praktik kecurangan yang meluas
  3. Meminta badan legislatif untuk kemudian memberikan suara Electoral College negara bagian mereka, yang diberikan oleh para "elektor" pada 14 Desember, kepada Trump alih-alih untuk Biden
  4. Melakukan langkah-langkah tersebut di cukup banyak negara bagian - Wisconsin, Michigan, Pennsylvania, misalnya - untuk mendorong Trump dari perolehan suara totalnya saat ini yakni 232 suara elektoral hingga melampaui ambang batas kemenangan 269 suara
  5. Menarik Biden dari 306 suara elektoral yang telah ia dapatkan bahkan bisa efektif, karena kemudian hasil pemilu akan ditentukan di DPR, yang meski dikuasai partai Demokrat, Trump bisa tetap diuntungkan di sana karena suatu aturan yang barangkali tidak diketahui banyak orang

Apa yang dilakukan Trump untuk mewujudkan ini?

Ia memberi tekanan pada orang-orang yang dapat mengubah pilihan negara bagian.

Ketika warga Amerika memberikan suara dalam pemilihan presiden, mereka sebenarnya memilih dalam kontes negara bagian, bukan kontes nasional.

Mereka memilih sejumlah elektor negara bagian yang kemudian masing-masing akan memberikan satu suara untuk salah satu calon presiden.

Baca juga: Mengenal Electoral College, Kunci Kemenangan di Pilpres AS

Para elektor ini biasanya mengikuti keinginan elektorat - di Michigan, misalnya, mereka semua harus memilih Joe Biden karena ia memenangkan negara bagian itu.

Pada Senin (16/11/2020), dewan penghitungan suara yang terdiri dari dua anggota partai Republik dan dua anggota Demokrat dijadwalkan bertemu untuk menghitung suara dan secara resmi mengonfirmasi bahwa suara 16 elektor diberikan kepada Biden.

Petunjuk pertama mengenai tekanan Trump terhadap negara-negara bagian untuk mengabaikan total suara saat ini muncul menyusul laporan bahwa ia memanggil pejabat partai Republik yang awalnya menolak mensertifikasi hasil pemilihan Detroit, kota terbesar di Michigan.

Peristiwa di mana dua orang pejabat partai level rendah, di antara ribuan penghitung suara negara bagian di seluruh AS, bisa berbicara secara langsung kepada presiden AS sangatlah tidak biasa.

Mereka pada akhirnya membalik keputusan untuk memblokir proses tersebut - dan kemudian, setelah panggilan Trump, mengungkapkan penyesalan karena telah membalik keputusan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com