Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China: Para Anggota Parlemen yang Mundur Jabatan "Menantang Terang-terangan" Pemerintah

Kompas.com - 12/11/2020, 20:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - China pada Kamis (12/11/2020) memperingatkan pengunduran diri massal anggota parlemen pro-demokrasi di Hong Kong adalah bentuk "menantang terang-terangan" otoritas pemerintah atas kota itu.

Lima belas legislator memutuskan mundur dari majelis sebagai protes atas pemecatan 4 rekan mereka yang disetujui Beijing, meninggalkan majelis pertemuan yang dibungkam oleh loyalis pemerintah.

Pengunduran diri itu datang seiring dengan gerakan pro-demokrasi kota yang terdesak oleh serangan berkelanjutan sejak Beijing memberlakukan UU Keamanan Nasional yang luas tahun ini.

Separuh dari kelompok legistrator pro-demokrasi itu telah menepati janji mereka pada Kamis sore, yang memicu tanggapan marah dari Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di Beijing.

Baca juga: Oposisi Hong Kong Mundur Massal, AS Ancam China dengan Sanksi

"Ini sekali lagi menunjukkan konfrontasi keras kepala mereka terhadap pemerintah pusat dan menantang terang-terangan terhadap kekuasaan pemerintah pusat. Kami sangat mengutuk ini," kata sebuah pernyataan pihak berwenang yang dilansir dari AFP pada Kamis (12/11/2020).

"Kami harus memberi tahu anggota parlemen oposisi ini, bahwa jika mereka ingin menggunakan cara ini untuk mendukung pertarungan radikal, dan memohon agar pasukan asing ikut campur, dan sekali lagi menyeret Hong Kong ke dalam kekacauan, itu perhitungan yang salah," lanjutnya.

Di dalam majelis, loyalis pemerintah membahas RUU transportasi, tanpa perdebatan yang telah menjadi tanda semi-demokrasi Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir.

"Warga Hong Kong bersiap untuk waktu yang sangat lama, di mana hanya ada satu suara di masyarakat," kata anggota parlemen pro-demokrasi Lam Cheuk-ting kepada wartawan.

"Jika Anda seorang pembangkang, bersiaplah untuk tekanan yang lebih besar," ucapnya.

Baca juga: Anggota Parlemen Pro-Demokrasi Hong Kong Rencanakan Pengunduran Diri Massal

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, seorang yang ditunjuk Beijing, pada Rabu diberikan kekuasaan untuk mendepak legislator yang dia anggap tidak cukup patriotik, tanpa bantuan pengadilan kota.

Lam segera memanfaatkan kekuatan itu dengan menendang 4 anggota parlemen yang menurutnya merupakan ancaman bagi keamanan nasional, dan memicu kritik baik di dalam maupun luar negeri, dengan Amerika Serikat mengancam sanksi lebih lanjut terhadap tokoh-tokoh rezim.

Chris Patten, gubernur kolonial terakhir kota itu, mengatakan langkah itu menunjukkan "permusuhan total Beijing terhadap akuntabilitas demokrasi, dan mereka yang ingin mempertahankannya".

Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin menolak kritik internasional tersebut.

"Kami mendesak orang-orang terkait untuk secara ketat mematuhi norma-norma dasar hukum internasional dan hubungan internasional, menghentikan segala bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri China, di mana urusan Hong Kong menjadi bagiannya," kata Wang.

Baca juga: Hendak Cari Suaka ke AS, Aktivis Hong Kong Tony Chung Ditangkap

Momen eksodus anggota parlemen dari kubu oposisi itu menjadi salah satu forum terakhir untuk perbedaan pendapat di Hong Kong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com