Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joe Biden Menang Pilpres AS, Indonesia, China, dan Australia Beda Reaksi

Kompas.com - 09/11/2020, 20:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris atas kemenangan Anda yang bersejarah. Besarnya jumlah pemilih mencerminkan harapan terhadap demokrasi," tulis akun Instagram Presiden Jokowi.

Ia menyatakan siap bekerja sama dengan Pemerintahan Joe Biden untuk memperkuat kemitraan strategis dan meningkatkan kerja sama ekonomi, demokrasi, dan multilateralisme demi kemaslahatan rakyat kedua negara.

Di bawah Pemerintahan Trump, hubungan AS dan Indonesia khususnya di bidang perdagangan mengalami dinamika setelah pihak AS mencabut status Indonesia sebagai negara dengan pertimbangan khusus dalam organisasi perdagangan dunia WTO.

Pada Februari 2020, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengakui status Indonesia sebagai negara maju sehingga tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapatkan Special Differential Treatment (SDT) dari WTO.

Baca juga: Syarat Jadi Negara Maju: Sistem Keuangan Harus Inklusif, OJK Jangan Dilebur

Akibatnya, barang ekspor dari Indonesia ke AS akan dikenai tarif yang lebih tinggi.

Namun pada Oktober 2020, Menhan Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke AS dan mencapai kesepakatan untuk bekerja sama di bidang pertahanan keamanan dan maritim.

Kemudian Wapres Mike Pence mengunjungi Jakarta pada 29 Oktober dan secara resmi memperpanjang kembali status RI sebagai negara dengan pertimbangan khusus dalam kerangka WTO.

Dengan demikian tarif atas ribuan barang ekspor RI ke AS mendapatkan keringanan.

Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat mata rantai pasokan barang serta pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Baca juga: Trump Kalah Pilpres AS, Hak Istimewanya di Twitter Bakal Hilang

Presiden China belum ucapkan selamat

Reaksi atas kemenangan Joe Biden pada umumnya positif, namun belum ada kepastian sikap resmi dari Presiden China, Xi Jinping.

Sampai Senin (9/11/2020) Presiden Xi belum menyampaikan ucapan selamat kepada Joe Biden, begitu pula dari media resmi pemerintah.

Namun sejumlah pengamat di China menyatakan kemungkinan terjadinya perubahan hubungan kedua negara di bawah Pemerintahan Biden.

"Kepercayaan strategis telah rusak, kunjungan politik tingkat tinggi telah berhenti, dan tak ada lagi kerja sama yang penting," ujar Xin Qiang dari Fudan University, seperti dilaporkan media pemerintah.

"Namun Biden setidaknya mungkin akan melakukan perbaikan atas kedua aspek terakhir," katanya.

Baca juga: Joe Biden Menang Pilpres AS, Bagaimana Transisi Pemerintahan Akan Berjalan?

Biden tidak banyak menyuarakan isu China selama masa kampanyenya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com