Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Diska Putri Pamungkas
Antusias Komunikasi Politik

Antusias Komunikasi Politik. MSc in Politics and Communication. London School of Economics and Political Science, United Kingdom.

Akankah Kemenangan Biden di Pilpres AS 2020 Mengakhiri Tren Politik Identitas?

Kompas.com - 08/11/2020, 13:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com—Warga Amerika Serikat, Sabtu (7/11/2020) atau Minggu (8/11/2020) WIB, memastikan kemenangan Joe Biden sebagai presiden terpilih, setelah kampanye dan pemungutan suara yang alot melawan Donald Trump dalam Pilpres AS 2020. 

Bagi masyarakat dunia, kemenangan Biden seolah memberi harapan baru, utamanya soal rasionalitas politik pemilih dari negara yang mengklaim diri sebagai empunya demokrasi.

Suara Biden mengalahkan Trump yang secara konsisten memosisikan diri sebagai pemimpin populis, dengan menggaungkan narasi politik identitas, menjadi contoh besar dalam daftar tren mencuatnya pemimpin populis dunia setidaknya dalam lima tahun terakhir.

Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020 Trump vs Biden

Namun, akankah terpilihnya Biden saat ini menjadi tanda bahwa masyarakat demokrasi dunia sudah mulai “insaf” dari narasi pemimpin populis?

Rasanya kita masih harus menunggu....

Tren pemimpin populis

Tren pemimpin populis muncul kembali ke permukaan sebagai jawaban dari antitesa elite pemerintah yang berkuasa, dengan mengedepankan keberpihakannya terhadap masyarakat yang “tertindas”.

Yang membuat para pemimpin populis di era globalisasi saat ini "mengerikan" adalah karena tren penggunaan narasi yang membenturkan toleransi antar-identitas.

Mereka cenderung secara membabi buta membela masyarakat mayoritas yang seolah terpinggirkan, dengan menyulut kebencian pada kelompok minoritas yang dianggap mendapat keuntungan lebih besar dalam tatanan masyarakat saat ini.

Padahal, kesemuanya untuk kepentingan elektoral.

Presiden AS Donald Trump menyaksikan kerumunan warga usai bermain golf saat hendak kembali ke Gedung Putih, Washington DC, AS, Sabtu (7/11/2020). Joe Biden dipastikan melenggang ke Gedung Putih dengan 290 suara elektoral yang diraihnya sejauh ini, mengakhiri kepemimpinan 4 tahun Donald Trump.AFP/ALEX EDELMAN Presiden AS Donald Trump menyaksikan kerumunan warga usai bermain golf saat hendak kembali ke Gedung Putih, Washington DC, AS, Sabtu (7/11/2020). Joe Biden dipastikan melenggang ke Gedung Putih dengan 290 suara elektoral yang diraihnya sejauh ini, mengakhiri kepemimpinan 4 tahun Donald Trump.

Empat tahun lalu, Trump berhasil mendapatkan simpati publik Amerika dengan narasi “Make America Great Again”, mengedepankan masyarakat kulit putih sebagai “orang asli” Amerika yang seharusnya menjadi perhatian utama pemerintah.

Narasi Trump menabur kebencian antara orang kulit putih dan non-kulit putih.

Saat itu, bukan hanya AS yang mengalami tren pemimpin populis. Ada Inggris dengan keputusan Brexit, Turki dengan terpilihnya Erdogan yang ingin mengembalikan masa kejayaan Ottoman, serta menguatnya dukungan bagi kelompok ekstrem kanan di negara-negara Eropa Barat yang membawa narasi Eropa-sentrik.

Melihat Biden dari membaca Macron

Sebelum gegap gempita Biden yang dianggap bakal mengakhiri narasi politik identitas Trump, Perancis terlebih dahulu mengklaim berhasil “menghindar” dari tren pemimpin populis.

Emmanuel Macron berhasil menang melawan kandidat dari partai ekstrem kanan Perancis, Marine Le Pen, yang hadir dengan narasi populis.

Baca juga: Profil Joe Biden: Presiden AS Tertua, setelah 3 Dekade Mencalonkan Diri

Dengan mengedepankan reformasi ekonomi serta keterbukaan pada globalisasi, Macron saat itu terpilih menjadi Presiden Perancis.

Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com